pengantar ilmu Antropologi
BAB I
A. Pengertian Antropologi
Pembaasan Pengertian
Antropologi dapat ditinjau dari dua
sudut padang yaitu sudut padang istilah/definisi dan bahasa .pengertian
antropoligi menurut bahasa cukup luas membuat para ahli antropologi merumuskan
definisi / istilah yang tersendiri.
Pengertian Antropologi
Menurut Bahasa
Antropologi adalah ilmu
tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui
pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi
berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi
berarti ilmu yang mempelajari manusia.
Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa antropologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia.
Dalam dalam membedakan ilmu antropogi dengan ilmu lain yang sama sama mempelejari tentang manusia maka
para ahli memberikan batasan batasan tersediri terhadap istilah antropologi.
Pengertian Antropologi
istilah / definisi
Koentjoroningrat, Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya, dengan mempelajari
aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan oleh
masyarakat tersebut.
Ralfh L Beals dan Harry Hoijen, Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
David Hunter, Antropologi
adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang manusia.
M.J. Herskovits, Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari manusia (Anthropology is the science of man.)
William A. Havilland, Antropologi
adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul,
aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaannya pada masa lampau.
Dan lain –lain
B.
Pembagian
/Percabangan Antropologi
Antropologi merupakan disiplin
ilmu yang luas di mana humaniora, sosial, dan ilmu pengetahuan alam digabung
dalam menjelaskan apa itu manusia dan artinya menjadi manusia. Antropologi
dibangun berdasarkan pengetahuan dari ilmu alam, termasuk penemuan tentang
asal-usul dan evolusi Homo sapiens, ciri-ciri fisik manusia, perilaku manusia,
variasi di antara berbagai kelompok manusia, bagaimana masa lalu evolusi Homo
sapiens telah memengaruhi organisasi dan budaya sosial. Serta dari ilmu-ilmu
sosial, antropologi memelajari organisasi hubungan manusia sosial dan budaya,
sistem keturunan dan hubungan kekerabatan, spiritualitas dan religi, lembaga,
konflik sosial, dan lain-lain. Antropologi awal berasal dari Yunani klasik dan
Persia yang memelajari dan mencoba untuk memahami keragaman budaya yang dapat
diamati. Pada saat ini, antropologi (akhir abad ke-20) telah menjadi sentral
dalam pengembangan beberapa bidang interdisipliner baru seperti ilmu kognitif,
studi globalisasi, genetik, dan berbagai penelitian etnis.
Secara garis besar antropologi
terdiri dari:
Antropologi Biologi/Fisik
Antropologi Biologi atau
juga disebut Antropologi Fisik merupakan cabang ilmu antropologi yang
memelajari manusia dan primata bukan manusia (non-human primates) dalam arti
biologis, evolusi, dan demografi. Antropologi Biologi/Fisik memfokuskan pada
faktor biologis dan sosial yang memengaruhi (atau yang menentukan) evolusi
manusia dan primata lainnya, yang menghasilkan, mempertahankan, atau merubah
variasi genetik dan fisiologisnya pada saat ini.
Antropologi
Biologi dibagi lagi menjadi beberapa cabang ilmu, diantaranya yaitu:
1)
Paleoantropologi adalah ilmu yang memelajari asal usul manusia dan
evolusi manusia melalui bukti fosil-fosil.
2)
Somatologi adalah ilmu yang memelajari keberagaman ras manusia
dengan mengamati ciri-ciri fisik.
3)
Bioarkeologi adalah ilmu tentang kebudayaan manusia yang lampau
dengan melalui analisis sisa-sisa (tulang) manusia yang biasa ditemukan dalam
situs-situs arkeologi.
4)
Ekologi Manusia adalah studi tentang perilaku adaptasi manusia
pada lingkungannya (mengumpulkan makanan, reproduksi, ontogeni) dengan
perspektif ekologis dan evolusi. Studi ekologi manusia juga disebut dengan
studi adaptasi manusia, atau studi tentang respon adaptif manusia (perkembangan
fisik, fisiologi, dan genetik) pada tekanan lingkungan dan variasinya.
5)
Paleopatologi adalah studi penyakit pada masa purba (kuno). Studi
ini tidak hanya berfokus pada kondisi patogen yang diamati pada tulang atau
sisa-sisa jaringan (misalnya pada mumi), tetapi juga pada gangguan gizi,
variasi morfologi tulang, atau juga bukti-bukti stres pada fisik.
6)
Antropometri adalah ilmu yang memelajari dan mengukur variasi
fisik manusia. Antropometri pada awalnya digunakan sebagai alat analisis untuk
mengidentifikasi sisa-sisa fosil kerangka manusia purba atau hominid dalam
rangka memahami variasi fisik manusia. Pada saat ini, antropometri berperan
penting dalam desain industri, desain pakaian, desain industrial ergonomis, dan
arsitektur di mana data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dalam
populasi digunakan untuk mengoptimalkan produk yang akan digunakan konsumen.
7)
Osteologi/osteometri adalah ilmu tentang tulang yang memelajari
struktur tulang, elemen-elemen pada kerangka, gigi, morfologi mikrotulang,
fungsi, penyakit, patologi, dsb. Osteologi digunakan dalam menganalisis dan
mengidentifikasi sisa-sisa tulang (baik kerangka utuh mau pun yang telah
menjadi serpihan) untuk menentukan jenis kelamin, umur, pertumbuhan dan
perkembangannya, sebab kematian, dan lain sebagainya dalam konteks biokultural.
8)
Primatologi adalah ilmu tentang primata bukan manusia (non-human
primates). Primatologi mengkaji perilaku, morfologi, dan genetik primata
yang berpusat pada homologi dan analogi dalam mengambil kesimpulan kenapa dan
bagaimana ciri-ciri manusia berkembang dalam primata.
9)
Antropologi Forensik adalah ilmu terapan antropologi dalam ruang
legal (hukum), biasanya menggunakan perspektif dan keahlian ekologi manusia,
paleopatologi, dan osteologi dalam kasus-kasus kriminal luar biasa (FBI, CIA,
dan militer) untuk menganalisis kondisi korban yang sudah tidak utuh (terbakar,
rusak, terpotong-terpotong karena mutilasi, atau sudah tidak dikenali lagi)
atau dalam tahap dekomposisi lanjut (sudah menjadi kerangka tulang).
10)
Antropologi Molekuler adalah bidang ilmu yang memelajari evolusi,
migrasi, dan persebaran manusia di bumi melalui analisis molekuler. Biasanya
menggunakan perbandingan sekuens DNA (mtDNA, Kromosom Y, dan Autosom) dan
protein dalam melihat variasi populasi dan hubungan antar atau inter-populasi
dalam menentukan suatu populasi masuk ke dalam haplogrup tertentu atau berasal
dari wilayah mana (geographical origin).
Antropologi Sosial Budaya
Antropologi sosial merupakan
studi yang memelajari hubungan antara orang-orang dan kelompok. Sementara
Antropologi Budaya merupakan studi komparasi bagaimana orang-orang memahami
dunia di sekitar mereka dengan cara yang berbeda-beda. Antropologi Sosial
berkaitan erat dengan sosiologi dan sejarah yang bertujuan mencari pemahaman
struktur sosial dari suatu kelompok sosial yang berbeda seperti subkultur,
etnik, dan kelompok minoritas. Antropologi Budaya lebih berhubungan dengan
filsafat, literatur atau sastra, dan seni tentang bagaimana suatu kebudayaan
memengaruhi pengalaman seseorang (diri sendiri) dan kelompok, memberikan
kontribusi untuk pemahaman yang lebih lengkap terhadap pengetahuan, adat
istiadat, dan pranata masyarakat. Dalam praktiknya tidak ada perbedaan yang sangat
mencolok antara Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya, dan bahkan sering
saling tumpang tindih di antara keduanya.
1) Prehistori adalah ilmu yang
mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan semua kebudayaan manusia di
bumi sebelum manusia mengenal tulisan.
2) Etnolinguistik antropologi adalah
ilmu yang mempelajari pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dan beratus-ratus
bahasa suku-suku bangsa yang ada di bumi.
3) Etnologi adalah ilmu yang
mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa
di seluruh dunia.
4) Etnopsikologi adalah ilmu yang
mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses
perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep
psikologi.
Berdasarkan lapangan
penyelidikanya antropologi terbagi menjadi 2 yaitu:
antropologi
fisik : yang mempelajari manusia sebagai mahluk biologis yang menyelidiki
penyebaran dan diversitas manusia.sedangkan pengertian dari antropologi fisik
adalah ilmu yang mencoba mencapai pengertian sejarah tentang terjadinya aneka
warna mahluk manusia yang dipandang dari segi jasmani.seperti warna
kulit,bentuk rambut,bentuk tengkorak,bentuk muka,bentuk hidung dan sebagainya.jadi
antropologi fisik mempelajari karateristik manusia yang tertua dibumi sampai
yang paling muda.sedangkan penyelidikan antropologi fisik ini menaruh perhatian
pentiing kepada masalah mengenai evolusi perkembangan tubuh manusia,yang
mempelajari manusia dari segi jasmaninya dan pengaruh lingkungan terhadap
struktur tubuh manusia.
2. Antropologi
budaya : adalah antropologi yang mempelajari asal usul kebudayaan
manusia,penyebaran,dan sejarahnya.Antropologi budaya secara umum mempelajari
karateristik tingkah laku manusia sebagai hasil kebudayaanya,baik
dahulu,sekarang,dan yang akan datang. berdasarkan metode kerjanya antropologi
mempelajari : kebudayaan pada umumnya dan kebudayaan berbagai bangsa di
dunia,bagaimana manusia mampu mengembangkan kebudayaanya sepanjang masa,tentang
asal usul kebudayaan dan evolusinya,bagaimana manusia dengan akal dan struktur
fisiknya yang khas berhasil mengubah lingkinganya,segala keanekaragaman
kebudayaan manusia dan mencoba menjawab pertanyaan mengapa satu bangsa cara hidup,adat
istiadat,dan system kepercayaanya berbeda satu dengan yang lain.
Sedangkan menurut kepustakan
amerika serikat menunjukan adanya perkembangan antropologi budaya menjadi empat
katagori :
1. Aheorologi
pra sejarah yang secara etimologi berarti archeos sama dengan ancient,logos
sama dengan study.yang menitik beratkan kepada penemuanpeninggalan kebudayaan
dan tulang manusia pada zaman dahulu.
2. Antropolinguistik
yang disebut juga ethnolingiustik adalh suatu ilmu bagian yang pada mulanya
erat dengan sangkut paut antropologi.bahanya dari bahsa-bahsa local yang
tersebar di berbagai penjuru bumi.Yang kemudian berkembang bermacam-macam bahsa
kebudayaan dan metode untuk menganalisis
3. Ethnologi
yang juga disebut sebagai ilmu bangsa-bangsa adalah “silence of people,their
cultures and life histories as groups”yang berbeda dengan ethnografi.sebab
ethonolgi berusaha mencari timbale balik antara hubungan manusia dengan
lingkunganya.
4. Kebudayaan dan
kepribadian adalah sub disiplin yang mempelajari hubungan kelompok denagn
tingkah laku manusia,yang terjadi kerja sama yang erat antar ahli sosiologi
dengan antropologi.bagi ahli antropologi dalam kerjanya menggunakan prinsip dan
metode psikologi dalam upaya mencari kejelasanyang dijadikan untuk memperoleh
kepuasandan untuk mencapai equalibirium social cultural dan social physicologis
5. OBYEK
KHUSUS PENYELIDIKAN ANTROPOLOGI BUDAYA
Kebudayaan
berhubungan dengan kebudayaan manusia itu sendiri. Segi – segi tersebut masing
– masing menjadi obyek khusus yang dipelajari atau diselidiki oleh ilmu
tertentu. Sedangkan manusia dengan segala seginya tersebut merupakan obyek umum
yang dipelajari atau diselidiki berbagai ilmu. Jadi yang membedakan antropologi
budaya dari ilmu lain yang juga mempelajari masalah manusia, ialah obyek khusus
yang diselidikinya. Antropologi budaya yang obyek khusus penyelidikannya ialah
kebudayaan juga perlu mengetahui anak – anak cabang ilmunya. Bahkan antropologi
budaya dengna anak – anak cabang ilmunya itu juga harus berhubungan dengan ilmu
– ilmu lain seperti sosiologi,sejarah, ilmu hukum , geografi,ekologi dan
sebagainya.
KEGUNAAN ANTROPOLOGI BUDAYA
Kegunaan
antropolgi budaya adalah untuk menunjukkan perbedaan dan persamaan dalam
berbagai hal yang terdapat pada berbagai suku bangsa atau bangsa di dunia ini.
Dalam kehidupan sehari – hari kita dapat dengan mudah melihat hal – hal yang
berbeda sedangkan hal – hal yang sama atau bersamaan sulit atau bhkan tidak
dapat diketahui.
Antropolgi
budaya juga dapat membantu membentuk kehidupan bersama yang bersahabat antara
berbagai suku bangsa di dunia ini,selain itu Antropolgi budaya dapat membantu
pembangunan masyarakat pedesaan,dapat membantu membantu memajukkan suku bangsa
– suku bangsa yang masih hidup terasing di daerah – daerah pedalaman dan banyak
ketinggalan dalam berbagai hal.
H.
Sejarah Perkembangan Antropologi
Dalam perkembangan
ilmu Antropologi menjadi empat fase yaitu sebagai berikut:
Fase Pertama (Sebelum tahun
1800-an)
Manusia dan
kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.
Sekitar abad ke-15-16,
bangsa-bangsa di Eropa
mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika,
Asia, hingga ke Australia.
Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak
menjumpai suku-suku
yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian
mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala
sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri
fisik, kebudayaan,
susunan masyarakat,
atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku
asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi
atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik
perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19
perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari
sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha
untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan
etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara
berpikir evolusi
masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara
perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap
bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang
tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi
bertujuan akademis,
mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk
memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan
manusia.
Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di
Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan
Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala
seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang
kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam
menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari
kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa,
mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial
Fase Keempat (setelah tahun
1930-an)
Pada fase ini, Antropologi
berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah
bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Pada masa ini pula terjadi sebuah
perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak
perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di
dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan,
kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul
semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk
keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil
mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa
Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.
Proses-proses perubahan tersebut
menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk
pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman
Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
BAB II
KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Menurut
antropologi budaya yang dimaksud dengan kebudayaan adalah kebudayaan itu tidak
hanya berupa benda – benda hasil kesenian dan bermacam – macam bentuk kesenian
saja. Tetapi juga sikap, tingkah laku manusia, cara berfikir, pandangan hidup,
peneliaian tentang baik buruk, semua itu termasuk pengertian kebudayaan. Secara
singkat dan sederhana antropologi budaya memberi arti istilah –
kebudayaan sebagai cara orang bersikap dan bertingkah laku yang di
pelajari yang sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat beserta hasil – hasilnya.
B. SEGI
KEBUDAYAAN
Kebudayaan
sebagai cara bertingkah laku yang dipelajari beserta hasil – hasilnya itu dapat
tampak nyata dan dapat tidak tampak nyata. Misalnya cara orang berjalan, cara orang
membuat barang – barang, semua itu jelas tampak oleh kita. Demikian pula
pensil,bolpoint,radio,pesawat televisi,semua itu hasil kebudayaan yang tampak
nyata juga. Tetapi ada cara – cara berbuat atau berkelakuan tang hasilnya tidak
dapat dilihat secara langsung. Misalnya cara berfikir adalah suatu tindakan
atau perbuatan dengan cara – cara tertentu yang dipelajari lebih dahulu. Tetapi
kita tidak dapat melihat cara orang berfikir. Hasil – hasil berfikir itu adalah
ilmu pengetahuan. Ini pun sebetulnya tidak dapat dilihat secara langsung atau
dapat dilihat hanya dengan melalui benda – benda hasil ilmu pengetahuan itu.
C. UNSUR –
UNSUR KEBUDAYAAN
Para
ahli antropologi budaya membagi – bagi kebudayaan menjadi unsur – unsur berikut
:
1. Alat perlengkapan
hidup manusia,seperti pakaian, rumah, alat – alat rumah tangga, senjata –
senjata, alat – alat angkutan dan sebagainya
2. Mata
pencaharian hidu[p,seperti bercocok tanam,berternak,berburu,berdagang dan
sebagainya
3. Pranata
masyarakat,seperti hukum,aturan perkawinan,peraturan keanggotaan kekerabatan
dan sebagainya
4. Bahasa,baik
lisan maupun tulisan
5. Kesenian,baik
seni rupa,suara,drama,seni gerak
6. Ilmu
pengetahuan
7.
Religi
D. KEUTUHAN
(INTEGRASI) KEBUDAYAAN
Telah
dikatakan,bahwa unsur kebudayaan itu banyak sekali jumlah maupun macamnya. Dan
diantara sekian banyak unsur kebudayaan itu ada sejumlah unsur yang bersifat
universal. Akan tetapi sebetulnya unsur – unsur kebudayaan itu sama lain saling
berhubungan. Dengan demikian gambaran tentang kebudayaan suatu suaku bangsa
atau bangsa tertentu tampak utuh, tidak terpecah – pecah. Kita ambil contoh
keris. Keris adalah hasil kebudayaan orang jawa. Keris ini ternyata mempunyai
hubungan dengan kepercayaan. Orang Jawa percaya bahwa ada keris yang mengandung
kekuatan – kekuatan gaib yang dapat berpengaruh kepada kehidupan pemiliknya.
E. PROSES
PEMBENTUKAN KEBUDAYAAN
Terjadinya
suatu unsur kebudayaan itu dapat melalui “discovery” (penemuan ) dan dapat pula
melalui “invention” (pendapatan). Discovery adalah penemuan sesuatu yang baru
yang sebelumnya tidak ada. Discovery merupakan penemuan yang terjadi secara
tidak sengaja atau kebetulan. Sebagai contoh ialah penemuan kertas mengisap
tinta.
Pada
zaman dahulu untuk meringankan tulisan dengan tinta dipakai pasir yang sangat
halus. Pasir halus tersebut ditaburkan di atas kertas bertulis dengan
tinta,kemudian ditiup. Maka keringkanlah tulisan tadi. Sekarang kita memakai
kertas pengisap untuk mengeringkan tinta.
Contoh
suatu invention adalah Nenek mopyang Maori berasal daroi daerah tropika. Mereka
lalu berpindah ke daerah sub tropika yaitu ke Selandia Baru. Di daerah asal
mereka, pakain mereka diibuat dari kulit pohon murbai. Setelah mereka tiba di
Selandia baru mereka tidak lagi dapat membuat pakain dari bahan kulit pohon
murbai,karena di Selandia baru tidak ada pohopn murbai. Orang Maori mencoba –
coba menggunakan bermacam – macam kulit pohon kayu yang tumbuh di Selandia
baru. Tetapi ternyata tidak ada yang cocok untuk bahan pakaian. Akhirnya
dicobalah hannep. Ternyata untuk dijadikan bahan pakaian hennep ini tidak perlu
dipukul – pukul,
Serat
hennep bagus sekali untuk dianyam dijadikan bahan pakaian. Orang maori lalu
membuat pakaian dari anyaman hennep. Jadi dengan sengaja yaitu dengan mencoba –
coba beberapa kali akhirnya ditemukan suatu unsur dari kebudayaan.
Dapat dikatakan, bahwa invention merupakan usaha sungguh – sungguh untuk
memperoleh hal – hal baru.
F. FAKTOR –
FAKTOR PEMBENTUK KEBUDAYAAN
Sudah
barang tertentu penemuan suatu unsur kebudayaan secara sengaja itu memerlukan
syarat – syarat tertentu. Antara lain adalah orang yang memikirkan, merancang,
melaksanakan pembuatan suatu unsur baru itu harus mempunyai pengetahuan
kebudayaan, sudah yang luas dan dalam.
Disamping
apa yang tersebut di atas,masih ada faktor – faktor lain seperti suasana dan
lingkungan alam fisik. Dalam suasaana yang terang dan tenteram,atau sebaliknya
orang mudah terangsang untuk berfikir kreatif. (Dalam waktu yang serba sulit
penuh pergolakan juga mendorong orang untuk berfikir kreatif ). Denagn demikian
mendorong timbulnya kebutuhan atau keinginan akan barang atau hal yang baru.
Mengenai pengaruh alam fisik kepada pembentukan unsur kebudayaan , sudah
dikemukakan di atas tentang pembuatan pakain orang maori. Yang juga tidak
kurang pentingnya ialah faktor penerimaan masyarakat.
G. KEANEKARAGAMAN
KEBUDAYAAN
Dalam
percakapan sehari – hari kita sudah biasa mendengar atau bahkan mengatakan
sendiri sebutan ,seperti kebudayaan Indonesia,Jepang, India,Arab dan
sebagainya. Semua sebutan itu menunjukkna kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa
yang bersangkutan. Di Indonesia sendiri kita biasa menyebut kebudayaan Aceh
,Batak ,Minagkabau, Jawa,Bugis,Bali, dan sebagainya. Semua sebutan itu
menunjukan kebudayaan yang dimiliki oleh suku bangsa – suku bangsa di
Indonesia. Perlu diingat bahwa karena hubungan lalu lintas sekarang sudah
sedemikian lancarnya,maka perbaharuan antara berbagai suku bangsa dalam
pergaulan hidup sudah terjadi dimana – mana. Hal ini berarti bahwa kebudayaan
berbagi suku bangsa Indonesia sudah banyak yang saling bercampur.
Proses
perbaharuan kebudayaan antara suku bangsa Indonesia ini pada akhirnya tidaklah mustahil
kalau sebutan – sebutan seperti kebudayaan Toraja, Dayak dan sebagaianya
menjadi hilang ,sehinggan yang ada hanya sebutan kebudayaan Indonesia tanpa
menunjukkan unsur kebudayaan suatu bangsa tertentu. Ada lagi penyebutan
kebudayaan menuryt mata [encaharian masyarakatanya. Misalnya orang menyebut
kebudayaan masyarakat peternak dan sebagainya. Dengan singkat bermacam – macam
sebutan kebudayaan sperti di atas itu menunjukkan bahwa kebudayaan itu beraneka
ragam.
H. PENGGOLONGAN
KEBUDAYAAN
Penggolongan
kebudayaan suku bangsa – suku bangsa Indonesia juga sudah dilakukan oleh para
ahli. Ada anggapan bahwa kebudayaan daerah pulau – pulau Indonesia yang besar –
besar yati Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan lain – lain pulau dari Nusa
Tenggara sampai kira – kira pulau Flores, terpengaruh oleh kebudayaan asing
yang datang dari Asia . Sedangkan kebudayaan daerah pulau – pulau sebelah timur
Sulawesi dan Sumbawa, yaitu kepulauan Maluku Utara,Maluku Selatan dan Kepulauan
Timor terpengaruh oleh kebudayaan asing yang datang dari Irian dan Malanesia.
Jadi menurut anggapan ini kebudayaan Indonesia itu dibagi menjadi 2 golongan
yaitu golongan kebudayaan Indonesia bagian barat dan golongan kebudayaan
Indonesia bagian Timur. Pembagian ini berdasarkan asal kebudayaan asing yang
mempengaruhi kebudayaan daerah – daerah kepulauan Indonesia.
BAB III
DINAMIKA KEBUDAYAAN
A. PROSES
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Faktor –
faktor pendorong perubahan kebudayaan dapat dibagi atas :
1) Faktor –
faktor dari dalam kebudayaan masyarakat itu sendiri (faktor – faktor intern)
yaitu penemuan (discovery) dan pendapatan ( invention )
2) Faktor –
faktor dari luar kebudayaan masyarakat tersebut (faktor – faktor ekstern) yaitu
difusi kebudayaan,akulturasi dan asimilasi.
B. PENEMUAN DAN
PENDAPATAN
Pada
bagian pembicaraan terbentuknya kebudayaan, penemuan dan pendapatan telah
diuraikan. Pada bagian ini keduanya disinggung pula,karena hal – hal tersebut
merupakan pula pendorong perubahan kebudayaan. Di bagian muka telah disebutkan
bahwa dengan penemuan dan pendapatan terjadilah suatu unsur kebudayaan baru,
yang mendorong untuk perkembangan selanjutnya.
C. DIFUSI
KEBUDAYAAN
Perubahan
kebudayaan terjadi pula dengan adanya difusi kebudayaan. Difusi kebudayaan
merupakan penyebaran sesuatu unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Sebenarnya difusi terjadi pula di dalam lingkungan satu
masyarakat (difusi intra masyarakat), tetapi yang lebih banyak mendapati
perhatian di dalam antropologi ialah difusi yang berlangsung dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain (difusi inter masyarakat)
Difusi
kebudayaan berlangsung melalui berbagai bentuk yang berlainan, misalnya melaui
perpindahan bangsa – bangsa pada zaman dahulu atau melalui perseorangan seperti
pedagang , pelaut dan penyebar agama. Difusi kebudayaan dapat pula berlangsung
diantara dua kelompokk masyarakt yang tinggal bertetangga.
Cara
suatu unsur kebudayaan masuk dalam suatu kebudayaan masyarakat penerima juga
terjadi dengan berbagai macam. Pertama dapat dengan jalan damai dan memajukkan
kebudayaan penerima (penetration pacifique). Yang kedua melalui jalan
peperangan dan penjajahan,misalnya sehingga masuknya dengan cara merusak dan
dapat menimbulkan gangguan pada kebudayaan masyarakat yang dijajah (penetration
violente). Cara yang ketiga dalah dengan jalan hidup berdampingan tanpa saling
merugikan malahan mungkin menguntungkan (syimbiotic),seperti dapat terjadi pada
suku – suku bangsa atau bangsa yang hidup bertetangga dan hidup berdampingan.
D. AKULTURASI
Perubahan
kebudayaan dapat berlangsung dengan terjadinya proses akulturasi. Akulturasi
akan terjadi apabila suatu unsur kebudayaan tertentu dari masyarakat satu
berhadapan dengan unsur – unsur kebudayaan dari masyarakat lain,sehingga lambat
laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diserap ke dalam kebudayaan penerima
tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan penerima.
Mengingat
bahwa akulturasi akan terjadi apabila dua kelompok masyarakat yang berbeda
kebudayaannya berhadapan satu sama lain,maka tidaklah sukar untuk kiranya untuk
mengatakan bahwa akulturasi sudah berlangsung sejak zaman dahulu sekali, dan
juga terjadi di antara bansa mana saja. Tetapi karena pengaruhnya dalam proses
akulturasi itu ialah masuknya unsur – unsur kebudayaan Eropa dan Amerika
Serikat maka seringkali akulturasi diartikan sebagai terpengaruhnya kebydayaan
bangsa – bangsa di Asia, Afrika dan tempat lainnya di luar Eropa –Amerika
Serikat oleh masuknya unsur – unsur kebudayaan Eropa Amerika Serikat. Bahkan
seringkali pula diartikan sebagai terpengaruhnya kebudayaan masyarakat sederhan
oleh unsur – unsur kebudayaan Eropa – Amerika Serikat.
Hal
tersebut diatas mudah di pahami karena sampai belum lama berselang, orang-
orang Eropa dan Amerika Serikat bertebaran hampir ke seluruh penjuru
dunia.Banyak negara di Eropa tersebut akhirnya justru menjadi penjajah dio
wilayah – wilayah Asia-Afrika dan daerah lainnya. Karena itulah tidak
mengherankan apabila proses akulturasi merupakan bahan penyelidikan mereka yang
penting. Mereka sebagai penjajah sudah barang tentu ingin menanamkan
kekuasaanya agar lebih kokoh,teratur dan mantap.
E. ASIMILASI
Asimilasi
merupakan proses lebih lanjut proses akulturasi. Akulturasi pada dasarnya
merupakan proses penerimaan dan peminjaman hal baru kebudayaan yang satu oleh
yang lain. Dengan sendirinya akulturasi mendekatkan kedua kelompok yang
berhadapan itu. Hanya tidak selamanya menimbulkan pemesraan antara keduanya.
Dalm proses akulturasi peristiwa saling mendekati itu tidak lengkap. Asimilasi
akan terjadi pada kelompok masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda, hidup
berdampingan, sehingga anggota dari kelompok tadi dapat bergaul sesamanya
secara langsung dan akrab dalam waktu yang lama, yang memungkinkan kebudayaan
kelompok tersebut saling berusaha mendekati satu sama lain dan lambat laun
menjadi satu. Jadi, dalam proses asimilasi terjadi unsur – unsur kebudayaan
baru yang tidak serupa dengan unsur – unsur lama.
Proses
asimilasi rupa-rupanya tidak selamanya berlangsung dengan mudah. Untuk itu
diperlukan bebrapa syarat di antaranya adanya saling menghargai dan rasa
tenggang rasa. Sedangkan penghalang asimilasi di antaranya ialah :
a) Kurang
mengenal kebudayaan fihak lain
b) Rasa
takut atau curiga terhadap kebudayaan fihak lain
c) Perasaan
diri lebih unggul terhadap fihak lain.
Sumber :
Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.1981."Antropologi Budaya".Jakarta :PT.
Rora Karya.
id.wikipedia.org/wiki/antropologi
Buku Diktat
Pengantar Ilmu Antropologi STIA Puangrimaggalatung Sengkang
DLL
0 komentar:
Posting Komentar