Makalah Tentang Pentingnya Terumbu Karang Untuk Kehidupan
tugas makalah " SMAN 3 SENGKANG UNGGULAN KAB .WAJO
STIA PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG
Kata
Pengantar
Puji
dan syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan judul ’’ pentingnya
Terumbu karang untuk kehidupan” dengan tepat pada waktunya.
Tugas
makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu planet . Dan juga kami mengucapkan terimakasih
kepada:
1. ………selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ilmu planet
yang telah banyak memberikan bimbingan
dan arahan kepada kami sehingga tugas makalah Ilmu planet ini dapat selesai
tepat waktu .
2 kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam mengerjakan tugas makalah Ilmu
planet ini.
3. Semua pihak
yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut membantu kelancaran dalam mengerjakan tugas
makalah Ilmu planet ini .
Kami
menyadari bahwa makalah Ilmu planet ini
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas
makalah Ilmu planet ini .
Dengan
demikian kami mengharapkan semoga tugas
makalah Ilmu planet ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca.
, 13
Ferbuari 2013
penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
………………………………………………………
i
DAFTAR
ISI
…………………………….……………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ……………………………………………………..……….
1
B. Rumusan
Masalah …………………………………………………..…………… 1
C.
Tujuan Penulisan ………………………………………………...........................
1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian terumbu karang ……..……………………………………………..
3
B.
manfaat terumbu karang ………………… ……………….…….……………
4
C.
factor yang mengancam kelestarian terumbu karang ………………..…………….
5
D.
Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya. .................. 7
E.
Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup ………………………………….
16
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………… 18
B.
Saran ………………………………………………………………….. 18
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………….. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia merupakan Negara yang kaya akan
sumber daya hayatinya apalagi secara
geografis terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,
keanekaragaman hayati laut Indonesia tak tehitung jumlahnya. Terumbu karang Indonesia sangat beraneka ragam dan memegang peranan yang sangat
penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas
fisik pada garis pantai tetangga sekitarnya. oleh karena itu harus dilindungi
dan dikembangkan secara terus menerus baik untuk kepentingan generasi sekarang
maupun generasi mendatang. terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya
baik secara fisik juga biologis. "kibat kombinasi dampak negatif langsung
dan tidak langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang
di #ilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang sangat parah.
Bagaimanapun juga, tekanan terhadap keberadaan terumbu karang paling banyak
diakibatkan oleh kegiatan manusia, sehingga perlu dilakukan
langkah langkah pencegahan. Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis
pantai semakin memperparah kondisi terumbu karang.!leh karena itu
merupakan kebutuhan mendesak untuk menerapkan konser%asi dan rencana rencana
pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan yang
semakin parah. Langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan untuk
mengurangi ancaman terhadap terumbu karang di Indonesia adalah dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga kelestarian terumbu
karang dan meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam menjaga kelestarian terumbu
karang di Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian terumbu karang ?
2.
Apa saja yangmanfaat terumbu karang?
3.
factor apa saja yang dapat mengancam kelestarian terumbu karang?
4.
Apa saja Upaya
Pelestarian Dan Rehabilitasi Terumbu Karang
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin
dicapai dari makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian lingkungan hidup.
2.
Mengetahui unsur-unsur dari lingkungan hidup.
3.
Dapat paham bahwa lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia.
4.
Mengetahui Upaya Pelestarian Dan
Rehabilitasi Terumbu Karang
Bab II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
TERUMBU KARANG
Terumbu
karang adalah salah satu bentuk ekosistem laut yang ada didalam kehidupan laut dan
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis
dengan sejenis tumbuhan alga
yang disebut zooxanhellae.Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang
memiliki tentakel.Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau
Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan
Fisiologi.
B. MANFAAT
TERUMBU KARANG
Manfaat Terumbu Karang Bagi
Biota Laut
- Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting.
- Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut.
- Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi.
Manfaat Terumbu Karang Bagi
Manusia
1.
Sumber
ikan dan makanan laut lainnya yang mengandung protein tinggi.
2.
Melindungi
pantai dan penduduk dari hantaman ombak dan arus.
3.
Sumber
penghasilan bagi nelayan (tangkapan ikan).
4.
Kekayaan
pariwisata bahari yang berdaya jual tinggi (memancing, menyelam, snorkeling).
5.
Sumber
kekayaan laut yang bisa digunakan sebagai obat-obatan alami.
6.
Sebagai
laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian.
MANFAAT
EKONOMI
a.
Sumber Makanan
Di
terumbu karang kita dapat menemui banyak sekali jenis tumbuhan dan hewan laut
yang dapat kita manfaatkan sebagai sumber makanan. Contohnya alga atau
rumput laut yang dapat kita jadikan agar-agar. Selain itu berbagai jenis
ikan, udang, kepiting, dan teripang merupakan sumber protein. Dari 1 km2
terumbu karang yang sehat dapat diperoleh sekitar 20 ton ikan yang cukup untuk
memberi makan sekitar 1.200 orang setiap tahunnya (Burke dkk.,
2002). Cesar (1996) menyebutkan 5 – 10 % hasil perikanan laut berasal
dari terumbu karang.
b.
Sumber Bahan
Dasar Untuk Obat-obatan dan Kosmetika
Beberapa
jenis dari alga atau rumput laut, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk
keperluan kosmetik (dijadikan sabun), dan juga untuk membalut kapsul
obat. Selain itu hewan laut seperti spon dan tunicata (Ascidian) yang ada
di terumbu karang, diketahui memiliki senyawa kimia yang berguna untuk bahan
antibiotika, anti radang, dan anti kanker. Namun demikian, masih banyak
potensi biota laut bagi industri obat dan bahan kimia, yang belum digali.
c.
Sebagai Objek Wisata
Terumbu
karang juga memiliki keindahan karena adanya berbagai jenis karang, ikan, lili
laut, teripang, kerang-kerangan, siput laut, dan lain sebagainya, yang membuat
takjub para wisatawan. Terumbu karang dapat menjadi objek wisata melalui
kegiatan snorkeling, menyelam, ataupun hanya melihat keindahannya dari atas
kapal yang dilengkapi kaca pada lantainya (glass bottom boat).
d.
Sebagai Sumber Mata Pencaharian
Adanya
terumbu karang dapat menunjang perekonomian masyarakat di sekitarnya.
Masyarakat memiliki lapangan pekerjaan sebagai nelayan. Apabila terumbu
karang dikembangkan menjadi suatu objek wisata yang mengundang banyak turis,
maka masyarakat dapat menjadi menjadi pemandu wisata, membuka usaha warung
makanan, menyewakan penginapan, menyewakan kapal, menjual cenderamata ke turis,
dan lain sebagainya.
e.
Sebagai Sumber Bibit Budidaya
Berbagai
jenis ikan, teripang dan rumput laut, yang ada di terumbu karang, dapat
dijadikan bibit untuk usaha budidaya. Contohnya ikan kerapu, ikan kakap,
rumput laut dari Marga Eucheuma dan Gracilaria, dan teripang dari
Marga Holothuria.
MANFAAT
SOSIAL
a.
Menunjang Kegiatan Pendidikan dan Penelitian
Terumbu
karang dapat menjadi sarana yang ideal bagi kegiatan pendidikan untuk mengenal
ekosistem pesisir, mengenal tumbuhan dan hewan laut, dan pendidikan cinta
alam. Antara lain karena terumbu karang ada di perairan yang dangkal,
sehingga mudah dijangkau, dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi,
sehingga banyak biota laut yang dapat kita amati.
Selain
itu terumbu karang juga berperan sebagai sarana penelitian. Untuk
melindungi terumbu karang dan biota laut yang hidup di dalamnya, serta untuk
dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan di terumbu karang, maka perlu adanya
berbagai jenis penelitian. Apabila kita ingin mejaga kelestarian terumbu karang,
maka kita perlu meneliti faktor apa saja yang dapat mengancam kelestariannya,
dan bagaimana memulihkan terumbu karang yang terganggu, sehingga kita dapat
melakukan upaya-upaya yang diperlukan. Demikian pula apabila kita ingin
melindungi satu jenis spesies di terumbu karang maka kita perlu meneliti cara
hidup spesies tersebut, apa saja yang dimakannya, bagaimana cara berkembang
biaknya, dan lain sebagainya.
b.
Sebagai Sarana Rekreasi Masyarakat
Terumbu
karang dengan segala keindahannya dapat dijadikan sarana rekreasi keluarga
untuk melakukan aktivitas renang, dan lain sebagainya.
C.
FAKTOR PENGANCAM KELESTARIAN TERUMBU
KARANG
1.
FAKTOR DARI ALAM
Bencana
alam dan kejadian lainnya yang terjadi secara alamiah dapat merusak terumbu
karang. Di bawah ini tercantum hal-hal yang dapat merusak terumbu
karang yang terjadi secara alamiah, antara lain ialah:
1.
Gempa bumi berakibat memporak-porandakan terumbu karang
2.
Badai di laut seperti halnya tsunami berakibat menghancurkan terumbu karang
3.
Kenaikan suhu air laut dan kenaikan permukaan air laut pada tahap tertentu
dapat mematikan karang
4.
Penyakit antara lain akibat infeksi oleh bakteri berakibat mematikan karang
5.
Serangan hewan pemangsa (Bulu Seribu) berakibat mematikan karang
2.
FAKTOR DARI KEGIATAN MANUSIA
PELESTARIAN TERUMBU KARANG
Untuk
dapat melestarikan terumbu karang sehingga dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan, perlu adanya upaya-upaya pengelolaan terumbu karang yang baik.
1.
PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN TERUMBU KARANG
a.
Undang-Undang Lingkungan Hidup
Pengelolaan
terumbu karang, sebagai sebuah lingkungan hidup atau ekosistem, diatur dalam Undang-Undang
Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997. Ditetapkan bahwa setiap orang
secara pasif wajib mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan; dan
secara aktif wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Undang-undang
ini mengarahkan agar semua kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh setiap
orang agar selalu mengacu pada fungsi lingkungan yaitu daya dukung dan daya
tampung lingkungan, dan tidak melampauinya. Sebagai contoh kegiatan
penangkapan ikan seharusnya tidak menyebabkan populasi ikan menjadi turun dan
tidak mencukupi untuk kehidupan di masa datang. Batas-batas fungsi
lingkungan itu mengacu kemudian pada baku mutu lingkungan. Untuk biota di
terumbu karang misalnya ada Baku Mutu Air laut untuk biota laut dan Kriteria
Baku suatu terumbu karang dikategorikan rusak. Sementara itu, secara khusus
tentang kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan diatur lebih lanjut dalam
undang-undang lain.
b.
Undang-Undang Perikanan
Undang-Undang
No.31 Tahun 2004
tentang Perikanan telah menetapkan berbagai upaya dalam menjaga keberlanjutan
sumberdaya perikanan. Terumbu karang adalah salah satu sumberdaya perikanan
di Indonesia.
Undang-Undang
menetapkan bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk mencegah terjadinya
pencemaran dan atau pengrusakkan terhadap sumberdaya perikanan serta
lingkungannya. Selain dengan pendekatan pencegahan, keberlanjutan sumberdaya
juga perlu dilakukan melalui upaya konservasi dari tingkat ekosistem, jenis,
maupun genetik terhadap sumberdaya ikan.
Dalam
upaya menjamin terlaksananya upaya-upaya tersebut di atas, diterapkan sanksi
bila terjadi pelanggaran. Sanksi akan dikenakan misalnya bila secara sengaja
seseorang melakukan penangkapan ikan dan ataupun melakukan budidaya
menggunakan bahan peledak, bahan kimia, bahan biologis, dan/atau dengan
cara-cara yang merusak.
c.
Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang
Oleh
karena Undang-Undang Perikanan tidak secara khusus mengatur tentang pengelolaan
terumbu karang, maka diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No
38/Men/2004 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang. Dengan berpegang
pada pedoman ini diharapkan pengelolaan terumbu karang dilakukan secara
seimbang antara pemanfaatan dan pelestarian. Demikian pula secara sinergis
direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat, pemerintah, swasta, perguruan
tinggi, dan lembaga non-pemerintah.
Untuk
mencapai harapan di atas, Pemerintah menetapkan 9 strategi yang mencakup:
D.
UPAYA PELESTARIAN DAN REHABILITASI TERUMBU KARANG
Banyak
upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam melestarian maupun
merehabilitasi terumbu karang. Di bawah ini tercantum beberapa di
antaranya saja.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
|
Terumbu
karang adalah salah satu bentuk ekosistem laut yang ada didalam kehidupan laut
dan Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis
dengan sejenis tumbuhan alga
yang disebut zooxanhellae.[1]
Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang
memiliki tentakel.[1]
Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau
Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan
Fisiologi. Yang harus di jaga dan dilestarikan karena
mempunya sejuta manfaat baik untuk ekosistemlaut maupun manusia.
Saran
Ketika
pembaca membaca makalah ini penulis berharap agar baik pembaca maupun yang
lainnya agar lebih peduli dengan ekosistem terumbu karang.
Daftar
pustaka
Burke,
L., E. Selig & M. Spalding. 2002. Reef at Risk in Southeast Asia.
World Resources Institute, Washington D.C.: 40 hlm.
Cesar,
H.1996. Economic Analysis of Indonesian Coral Reef. The World
Bank, Washington, D.C.: 97 hlm
Direktorat
Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil-DKP. 2005. Pedoman Umum
Pengelolaan Terumbu Karang. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil-DKP, Jakarta: vi + 38 hlm.
Hubbard,
D. 1997. Reefs as Dynamic Systems. Dalam: Birkeland, C (ed.).
1997. Life and Death of Coral Reefs. Chapman & Hall, New York:
43-67.
Muller-Parker,
G dan C.F. D’Elia. 1997. Interaction Between Corals and Their Symbiotic
Algae. Dalam: Birkeland, C. (ed.).1997. Life and Death of Coral
Reefs. Chapman & Hall, New York: 96-113.
Tomascik,
T., A.J. Mah, A. Nontji & M.K. Moosa. 1997. The Ecology of the
Indonesian Seas I. The Ecology of Indonesian Series Vol. VII.
Periplus Edition (HK) Ltd.: xiv + 1-642.
0 komentar:
Posting Komentar