A.
Latar Belakang
Sejarah Perilaku Organisasi
Berbicara tentang sejarah lahirnya disiplin ilmu perilaku organisasi terdapat
beberapa peristiwa dan pendapat dari beberapa ahli yang melatarbelakanginya. Adapun peristiwa/ pendapat para ahli tersebut sebagai berikut :
- Max Weber
- Henry Fayol
- Frederick Winslow Taylor
- Gerakan Hubungan Kemanusiaan
- Masa Depresi
- Gerakan Serikat Buruh
- Penemuan Hawthorne
- Evolusi Ilmu Perilaku dalam Manajemen
Sebelum
penjelasan dari para ahli diatas terdapat pendapat dari Plato bahwa jiwa
manusia dibagi 3 bagian yaitu :
- Philosophic/ filosofis adalah suatu alat untuk mencapai ilmu pengetahuan dan pengertian
- Spirited/ ambisius adalah aspek jiwa manusia untuk berusaha mencari kekuasaan dan ambisi
- Appetite/ pencinta keberuntungan adalah keinginan untuk memenuhi selera misal makan, minum, seks dan uang.
Semua orang
mempunyai ketiga jiwa ini tetapi kadarnya berbeda-beda. Didalam berperilaku
maka manusia dipengaruhi ketiga jiwa manusia diatas.
1.
Max Weber
Pendapat Max Weber menekankan
pada organisasi. Menurut Max Weber manusia/seseorang itu lemah membutuhkan bantuan dan menekankan kepada penjelasan mengenai
organisasi dibanding dari pengembangan suatu prinsip yang bisa dipakai untuk
mencapai tujuan praktis. Ada 2 (dua) aspek
hasil kerja Max Weber yaitu :
a.
Sebagai seorang
ahli ilmu sosial, tertarik untuk menjelaskan preskripsinya dari pertumbuhan
organisasi yang besar.
b.
Terkesan akan
kelemahan-kelemahan manusia dengan pertimbangan yang kadang-kadang tidak
realistis dan bahwa manusia mempunyai rasa emosi
` Jadi menurut Max Weber perilaku yang dicerminkan dari birokrasi yaitu rasa
tidak percaya kepada kesanggupan dan kemampuan manusia untuk menciptakan
rasionalitas tertentu, mendapatkan informasi yang baik, membuat keputusan yang
obyektif karena seseorang selalu membutuhkan bantuan.
2. Henry Fayol
Henry Fayol
mempengaruhi pemikiran-pemikiran manajemen di Eropa. Pandangan Fayol dianggap
sebagai suatu pemikiran tentang organisasi
administratif. Teori administrasinya dikenal sebagai pendekatan
fungsional. Dia berpendapat semua organisasi
terdiri dari unit-unit/subsistem yaitu :
a.
Aspek teknik
dan komersial dari kegiatan pembeliam, produksi dan penjualan
b.
Kegiatan-kegiatan
keuangan yang berhubungan dengan masalah-masalah permintaan dan pengendalian
kapital
c.
Unit-unit
keamanan dan perlindungan
d.
Fungsi
perhitungan
e.
Fungsi
administrasi dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi dan
pengendalian
3. F. Winslow Taylor
Dasar dari
penelitian F. Winslow Taylor yaitu lebih menekankan pada pentingnya akan waktu. Seperti
dijelaskan dibawah ini, tekanan dari pendapat F. Winslow Taylor adalah sebagai
berikut :
a.
Efisien
waktu/penelaahan waktu. Unsur ini dipergunakan untuk menetapkan secara tepat
berapa banyak waktu yang diperlukan oleh setiap orang di dalam setiap aspek
kerjanya.
b.
Penggunaan
bagian perencanaan untuk menjelaskan bagaimana pekerjaan harus dikerjakan dan
serangkaian pengawasan fungsional untuk memberi pengarahan pada pekerja agar
bekerja menurut metode yang tepat.
Berdasarkan
pendapat dari F. Winslow Taylor mulai dikenal dengan prinsip-prinsp manajemen ilmiah. Taylor mengusulkan 3 (tiga) hal sebagai tujuan
gerakannya yaitu :
a.
Amerika Serikat
telah dirugikan banyak sekali akibat karena tidak adanya efisiensi di hampir
setiap usaha pada tiap harinya.
b.
Mencoba
meyakinkan kepada masyarakat Amerika Serikat bahwa pengobatannya terletak pada
manajemen yang sistematis bukan pada usaha mencari orang-orang yang istimewa.
c.
Untuk
membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat yang
berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-aturan dan prinsip-prinsip.
Kesimpulan
pemdapat F.W. Taylor bahwa perilaku manusia merupakan salah satu komponen
dalam suatu mesin produksi yang besar. Hanya kepada mereka yang dapat
bekerja seperti mesin yang akan mendapat tempat di dalam sistem produksinya.
4. Gerakan Hubungan Kemanusiaan
Penekanan pada
Gerakan Hubungan Kemanusiaan ini adalah pada kerja sama dan semangat kerja
atau moral karyawan/pegawai yang digolongkan ke dalam aspek hubungan
kemanusiaan. Tokohnya adalah Raymond Miles, yang menyatakan bahwa
pendekatan hubungan kemanusiaan secara sederhana menempatkan karyawan sebagai
manusia, tidak sebagai mesin yang dipergunakan dalam berprodukai, artinya
memahami kebutuhan-kebutuhan manusia yang ingin dianggap ada dan merasa
diperhatikan dengan cara didengarkan dan diperhatikan keluhan-keluhannya jiika
memungkinkan dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan tertentu baik
mengenai kondisi pekerjaannya atau masalah-masalah lainnya.
Pada sejarah
gerakan hubungan kemanusiaan terdapat 3 (tiga) kejadian yang memberikan
kontribusinya dalam penelaahan ilmu perilaku organisasi. Tiga kejadian tersebut antara lain :
a.
Masa-masa depresi yang hebat
b.
Gerakan kaum buruh
c.
Hasil penemuan Hawthorne
5. Masa Depresi
Pada masa
depresi terjadi kegoncangan yang hebat di bidang keuangan dan perekonomian pada
umumnya. Produksi yang merosot, pasaran yang lesu mewarnai kehidupan
perekonomian saat itu. Sebab-sebab dari depresi
antara lain :
a)
Menumpuknya
inventaris usaha dan akumulasi stok barang baru yang besar ditangan konsumen
b)
Konsumen
menolak naiknya harga dan naiknya biaya usaha
c)
Merosotnya
minat pemanfaatan invesmen
d)
Akumulasi dalam
jumlah yang besar dari kemampuan produksi baru dan pengembangan teknologi
e)
Jarangnya
investasi yang berskala besar dan kelesuan dari cadangan bank
f)
Melemahnya
kepercayaan dan harapan-harapan.
Akibat dari
depresi yaitu muncul banyaknya pengangguran, ketidaktentuan hidup serta muncul
ketidakamanan dari masyarakat dengan banyaknya pencurian dan perampokan karena
tuntutan untuk kelangsungan hidup. Dengan adanya hal-hal seperti diatas maka
muncul gagasan untuk meletakkan unsur manusia sebagai unsur yang amat dominan
dalam manajemen. Hasil dari depresi yaitu mengutamakan hubungan kemanusiaan
sekaligus perilaku kemanusiaan dan perilaku organisasi mendapat perhatian
secara seksama.
6. Gerakan Serikat Buruh
Gerakan ini
muncul disebabkan karena manajer-manajer tidak mau mengenal secara tepat
sumbangan manusia/ apa yang telah dikorbankan bawahan dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan. Pada waktu itu banyak perusahaan yang memperlakukan para
pegawai atau buruh dengan tidak layak, misalnya dengan memberikan gaji yang
rendah, jam kerja yang tidak memadai dalam arti para buruh bekerja dalam jam
kerja yang panjang, serta kondisi tempat kerja yang kurang patut/layak. Akibat
dari semua itu maka timbullah gejolak dari kaum buruh. Kaum buruh mulai
mendirikan serikat buruh dan mengadakan demonstrasi untuk menuntut perbaikan
ditempat kerjanya. Gerakan serikat buruh tersebut apabila berlarut-larut maka
akan sangat mengganggu terhadap kelancaran atau kelangsungan suatu organisasi.
Berdasarkan hal tersebut maka serikat buruh diakui secara sah/resmi serta
para manajer mulai menyadari untuk memberikan perhatian kepada kaum buruh.
Hampir semua
manajer mencoba mendirikan unit/bagian kepegawaian sebagai suatu jawaban untuk
menangani persoalan-persoalan kepegawaian dan serikat buruh. Manajer berusaha
memberikan penekanan pada hubungan kerja para karyawannya dengan pimpinan dan memberikan
perhatian terhadap perbaikan gaji, jam kerja dan kondisi tempat kerja.
7. Penemuan Hawthorne
Tujuan dari
penelitian Hawthorne antara lain untuk mencari sampai dimana pengaruh
hubungan antara kondisi fisik tempat bekerja dengan produktivitas karyawan.
Secara khusus penelitian ini ialah untuk mendapat gambaran yang jelas tentang
pengaruh faktor-faktor seperti temperatur, kelembaban udara dan cahaya terhadap
kelelahan dan gerakan berulang dari pekerja. Penelitian Hawthorne dilakukan
atas beberapa langkah adalah sebagai berikut :
a.
Fase pertama
merupakan percobaan tentang cahaya lampu
Beberapa kelompok pekerja dicoba
dengan memberi sejumlah penerangan cahaya lampu dalam tempat mereka bekerja.
Ada yang diberi penerangan cahaya lampu berlebihan, dan ada yang kurang.
Kemudian diamati dan dicatat perkembangannya. Hasilnya berlainan satu sama lain
yaitu terdapat kelompok yang hasilnya naik, ada kelompok yang hasilnya
turun sedang terdapat kelompot yang hasilnya tetap. Secara umum hasil dari fase pertama ini adalah :
1)
Cahaya
penerangan lampu hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja
meskipun pengaruhnya kecil sekali.
2)
Beberapa faktor
yang tidak sempat nampak, belum ada kesempatan yang baik untuk diteliti
pengaruhnya.
b.
Fase kedua
merupakan percobaan ruang istirahat.
Meneliti sekelompok kecil pekerja
yang ditempatkan tersendiri dalam usaha untuk mengatasi beraneka macam pengaruh
dari tingkah laku pekerja ketika individu-individu itu mengetahui bahwa mereka
sedang diamati. Dua wanita dipilih dalam percobaan ini, mereka diminta memilih
4 pekerja lainnya untuk bersama-sama mereka di dalam ruang istirahat yang
terpisah dari sisa kelompok lainnya. Setelah diamati dan diinterview hasilnya
hampir sama dengan fase yang pertama.
c.
Fase ketiga
disebut studi tentang ruang bank tilgram
Tujuannya
adalah untuk melakukan analisa pengamatan terhadap kelompok pekerja informal.
Kelompok ini terdiri dari 14 pekerja operator laki-laki, 9 tukang tilgram, 3
tukang solder dan 2 inspektur. Hasil dari fase ketiga ini yaitu tidak ada
kenaikan produktivitas yang berlanjut.
Berdasarkan
dari penelitian yang sudah dilakukan, maka hasil temuan dari Hawthorne adalah sebagai berikut :
1) Sikap dan perilaku positif serta produktivitas para karyawan tidak terlalu
dipengaruhi oleh fasilitas dan kondisi kerja, melainkan oleh perhatian yang
diberikan manajer.
2) Perilaku seorang pekerja sangat ditentukan oleh dan terikat pada
norma-norma kelompok kerja dimana seseorang menjadi anggota.
8.
Evolusi
Ilmu Perilaku Dalam Manajemen
Berikut ini
adalah catatan ikhtisar perkembangan ilmu perilaku dalam ilmu manajemen yang
dimulai dari anggapan Machiavelli sampai dengan ahli-ahli ilmu perilaku modern
:
a. Asumsi dasar tentang sifat manusia
1)
Machiavelli
Ia beranggapan
bahwa sifat manusia pada dasarnya adalah jahat dan diperbudak oleh kehendak
dari penguasa dan negara
2) Filosof Inggris
Menilai manusia
ini hakikatnya memerlukan kondisi mental yang kuat dalam rangka
untuk mencapai keinginannya.
3) Max Weber
Manusia secara
pokok adalah tidak rasional dan emosional yang membuat kurang baiknya keputusan
yang diambil
4) Frederick W. Taylor
Manusia secara
fundamental adalah malas dan harus senantiasa dikendalikan secara ketat dan
hati-hati agar dapat dihindarkan pemborosan
5) Elton Mayo
Manusia adalah
makhluk sosial yang menginginkan untuk bergabung dengan lainnya. Kecenderungan
ingin bekerja sama, bukan bersaing dan menimbulkan permusuhan
6) Ahli Ilmu Perilaku Modern
Manusia bukan
baik dan juga bukan jelek. Beberapa orang beranggapan bahwa manusia mempunyai
keunikan dalam hal perilaku yang terarah, lainnya beranggapan bahwa perilaku
manusia dalam banyak hal menunjukkan sebagai sasaran yang tidak teratur.
b.
Pendekatan
untuk menganalisa perilaku manusia
1)
Machiavelli
Menggunakan
pendekatan analogi sejarah dan observasi dalam hubungannya dengan lingkungan
yang menyeluruh
2)
Filosof Inggris
Labih banyak menggunakan pendekatam falsafah yaitu semua percaya bahwa
pengalaman adalah sumber dari pengertian dan mereka menerima metode
induksi sebagaimana yang dirumuskan oleh Francis Bacon
3) Max Weber
Menggunakan pendekatan rasional yang logis dan deduktif. Dimulai dari
perumusan premis yang baik berakhir dengan konklusi-konklusi tertentu
4) Frederick W.
Taylor
Menggunakan pendekatan yang eksperimen dan sangat ilmiah. Penggunaan
pendekatannya dimulai dari unsur-unsur kecil dari pekerjaan dan menghasilkan
suatu teori tentang manajemen
5)
Elton Mayo
Menggunakan metode eksperimen dan filosofis Di dalam melengkapi
fakta-faktanya ia memberikan pertimbangan kebebasan dengan dilambari
pandangan-pandangan yang filosofis.
6) Ahli Ilmu
Perilaku Modern
Menggunakan metode eksperimen dengan memberikan penekanan pada
observasi terkendali dan generalisasi dari data.
c.
Nilai yang
menonjol
1)
Machiavelli
Nilai kekuasaan dan praktika dari cara-cara berpolitik untuk mencapai
tujuan
2) Filosof Inggris
Aturan dan seperangkat aturan dalam rangka untuk mencapai pemerintahan yang
fungsional.
3) Max Weber
Keputusan organisasi yang rasional dan logis
4) Frederick W.
Taylor
Upah harian yang jujur untuk kerja harian yang adil dan terbuka
5) Elton Mayo
Di dalam hubungan organisasi maka diperlukan kesehatan mental dan kepuasan
6) Ahli Ilmu
Perilaku Modern
Pengertian yang ilmiah dengan deskripsi perilaku manusia yang menyeluruh
d.
Yang memperolah
keberuntungan dari preskripsi ilmu perilaku
1) Machiavelli
Adalah para
penguasa dan politisi
1) Filosof Inggris
Adalah masyarakat lewat pemerintahan yang bersih
2)
Max Weber
Ialah organisasi sebagi suatu kesatuan yang rasional dan efisien
3) Frederick W.
Taylor
Manajer-manajer dari organisasi dan para pekerja melalui peningkatan upah
4)
Elton Mayo
Manajemen dan para pekerja melalui meningkatnya kepuasan dan kesehatan
mental
5)
Ahli Ilmu
Perilaku Modern
Melaui kepahaman dari perilaku manusia yang senantiasa bertambah. Nilai
manajemen terhadap kepahaman tersebut akan membawa kearah penyempurnaan
pelaksanaan kerja.
e.
Penghargaan
pada manajemen modern
1) Machiavelli
Hendaknya bisa diamalkan dalam praktek dan sesuai dengan tujuan
2) Filosof Inggris
Dalam konsep mengenai aturan adalah idealistik
3) Max Weber
Berpengharapan dalam dukungan-dukungannya yang rasional dan pengambilan
keputusan yang didukung oleh bahan-bahan keterangan yang lengkap
4)
Frederick W.
Taylor
Pemaksaan dalam pandangan yang sederhana dari manusia ekonomi
5) Elton Mayo
Menarik dalam gambarannya manusia sosial
6)
Ahli Ilmu
Perilaku Modern
Pemaksaan dalam obyektivitasnya dan kerangkanya
yang sistematis
DAFTAR
PUSTAKA
Miftah
Thoha, 2005. Dimensi-Dimensi Prima ILMU ADMINISTRASI NEGARA. Yang
Menerbitkan PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
http://hendypunya.blogspot.com/2010/12/makalah-perilaku-organisasi.html
http://studimanajemen.blogspot.com/2012/10/lingkup-perilaku-organisasi.html
0 komentar:
Posting Komentar