lukman khakim S.Ap /KELAS E 2012-2013/ STIA PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG/tugas
MATERI KULIAH
PENGANTAR SOSIOLOGI
MODUL 1
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI
Kegiatan
Belajar 1
Pengertian Sosiologi
Pengertian
Sosiologi menurut bahasa
Istilah sosiologi berasal dari kata “socious” (bahasa latin)
yang artinya teman atau kawan, dan “logos” (bahasa Yunani) yang artinya ilmu
pengetahuan. Secara harfiah sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan antar teman. Yang dimaksud hubungan antar teman meliputi antara orang
yang satu dengan orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman atau
sahabat maupun lawan atau musuh. Pengertian ini diperluas sedikit menjadi
“Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia di dalam
masyarakat.”
Istilah sosiologi digunakan pertama kali oleh seorang filosof
dari Perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, ini terkenal
dengan sebutan Auguste Comte pada tahun (1798 – 1857), dalam bukunya “Course de
Philosophie Positive”. Karena jasanya maka Auguste Compte disebut sebagai Bapak
Sosiologi. Berikut ini definisi sosiologi menurut para ahli :
1.
Allan Jhonson
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya
dengan satu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan
bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem itu.
1.
Anthony Giddens
Sosiologi
merupakan studi tentang kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat.
1.
Herbert Spencer dari Inggris
Sosiologi
adalah penelitian tentang susunan – susunan dan proses – proses dari kehidupan
sosial sebagai suatu keseluruhan.
1.
Hassan Shadily
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki
ikatan – ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti
sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya
perserikatan – perserikatan hidup serta kepercayaan dan keyakinan, memberi
sifat tersendiri kepada cara hidup bersama dalam tiap persekutuan hidup
manusia.
Pitirim A. Sorokin Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
1)
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya
gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak
masyarakat dan politik, dan sebagainya.
2) Hubungan
dan saling pengaruh antara gejala – gejala sosial dan gejala – gejala non
sosial, misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya, serta
3)
Ciri – ciri umum semua jenis gejala sosial.
Mayor Polak Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
sebagai keseluruhan, yakni hubungan diantara manusia, manusia dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal maupun kelompok material atau
kelompok statis maupun kelompok dinamis.
Roucek
dan Warren Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia
dengan kelompok.
Lahirnya Sosiologi
Sosiologi lahir berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial
masyarakat di Eropa Barat pada masa Revolusi Industri (di Inggris) dan Revolusi
Sosial ( di Perancis).
Beberapa
tokoh sosiologi antara lain sebagai berikut :
1.
Auguste Comte (1798 – 1857)
Istilah
sosiologi pertama kali dikemukakan oleh Auguste Comte seorang ahli filsafat
Perancis pada tahun 1839, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.
Sumbangannya
terhadap sosiologi antara lain sebagai berikut :
1)
Sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan
metode historis secara sistematik. Objek yang dikaji harus berupa fakta,
onjektif, bermanfaat, serta mengarah pada kepastian dan kecermatan.
2)
Auguste Comte menjelaskan bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala
sosial, manusia akan melewtai tiga jenjang yang dikenal dengan hukum tiga
jenjang yaitu :
a)
jenjang teologi
b)
jenjang metafisika dan
c)
jenjang positif
3)
Auguste Comte mengatakan bahwa sosiologi merupakan ratu ilmu – ilmu sosial dan
menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu – ilmu sosial.
4)
Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua bagian, yaitu statistika sosial
(sosial statics) dan dinamika sosial (sosial dinamics).
Ciri-Ciri
dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi
merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu
pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto,
sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
- Empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
- Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
- Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
- Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.
- Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta) karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
- Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
- Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
- Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Pembahasannya adalah
sebagai berikut
Sosiologi sebagai ilmu
(sifat hakekat)
Menurut Soerjono Soekanto, ilmu dapat didefinisikan sebagai
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan
kekuatan pemikiran (logika). Pengetahuan harus bersifat objektif, artinya
selalu dapat diperiksa dan diuji secara kritis oleh orang lain. Tidak semua
pengetahuan dapat disebut ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan teruji kebenarannya yang dapat disebut sebagai ilmu.
Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu karena sudah memenuhi
syarat – syarat tersebut. Sosiologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri yang
objeknya adalah masyarakat.
Sosiologi
dapat disebut memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki sifat –
sifat :
1. Sosiologi bersifat
empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap
kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan
objektif;
2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil – hasil observasi, merupakan unsur – unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan sebab akibat sehingga menjadi teori;
3. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori – teori sosiologi terbentuk atas dasar teori – teori yang sudah ada;
4. Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta – fakta tersebut.
2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil – hasil observasi, merupakan unsur – unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan sebab akibat sehingga menjadi teori;
3. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori – teori sosiologi terbentuk atas dasar teori – teori yang sudah ada;
4. Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta – fakta tersebut.
Ciri-ciri sosiologi
sebagai berikut :
1. Sosiologi merupakan ilmu sosial (bukan ilmu alam atau kerohanian)
2. Sosiologi bersifat kategoris (bukan normatif)
3. Sosiologi merupakan ilmu murni (bukan terapan)
4. Sosiologi bersifat abstrak (bukan konkret)
5. Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum terinteraksi.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris – rasional.
7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum (bukan khusus)
1. Sosiologi merupakan ilmu sosial (bukan ilmu alam atau kerohanian)
2. Sosiologi bersifat kategoris (bukan normatif)
3. Sosiologi merupakan ilmu murni (bukan terapan)
4. Sosiologi bersifat abstrak (bukan konkret)
5. Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum terinteraksi.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris – rasional.
7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum (bukan khusus)
Objek Sosiologi
1. Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala – gejala dan proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri.
2. Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai mahkluk sosial atau masyarakat yaitu hubungan antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Cabang-cabang Sosiologi
Menurut Robert K. Merton dan kawan – kawan dalam bukunya
Sociology Today Problem and Prospects, cabang-cabang sosiologi terdiri atas :
Sosiologi Politik
Sosiologi politik adalah
suatu cabang sosiologi yang mengkaji hubungan antara gejala – gejala
kemasyarakatn dengan politik.
Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum adalah
cabang sosiologi yang mempelajari hubungan antara gejala – gejala
kemasyarakatan dengan hukum.
Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan
adalah cabang sosiologi yang mengkaji hubungan gejala – gejala kemasyarakatan
dengan pendidikan.
Sosiologi
Agama
Sosiologi agama adalah
bagian dari ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan gejala kemasyarakatan
dengan agama.
Sosiologi Kekeluargaan
Sosiologi kekeluargaan
adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan
dengan keluarga.
Sosiologi Kesenian
Sosiologi kesenian adalah
cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan
seni.
Sosiologi Kedokteran
Sosiologi kedokteran
adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan
dengan kedokteran.
Sosiologi Ilmu Pengetahuan
Sosiologi ilmu
pengetahuan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala
kemasyarakatan dengan ilmu pengetahuan.
Sosiologi Ekonomi
Sosiologi ekonomi adalah
cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala-gejala kemasyarakatan dengan
ekonomi.
Sosiologi Persengketaan
Sosiologi persengketaan
adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan
dengan persengketaan.
Manfaat Sosiologi
Manfaat
sosiologi antara lain sebagai berikut :
1.
Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap
tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui.
3. Dengan bantuan sosiologi kita akan makin memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain, serta memanfaatkan perbedaan –perbedaan yang ada tanpa menyebabkan timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda.
4. Bagi kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari – hari.
5. Metode – metode Sosiologi
2. Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui.
3. Dengan bantuan sosiologi kita akan makin memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain, serta memanfaatkan perbedaan –perbedaan yang ada tanpa menyebabkan timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda.
4. Bagi kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari – hari.
5. Metode – metode Sosiologi
Sebagai
suatu metode sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala –
gejala alamiah khususnya gejala kemasyarakatan. Teknik dasar dalam metode
ilmiah adalah observasi ilmiah atau disebut juga penalaran.
Menurut
Paul B. Horton, teknik riset dalam sosiologi, antara lain sebagai berikut :
1.
Study Cross – sectional dan longitudinal, yakni suatu pengamatan yang meliputi
suatu daerah yang luas dan dalam suatu jangka waktu tertentu. Sedangkan studi
longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan
suatu kecenderungan atau serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya.
2. Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Dalam eksperimen laboratorium, subjek orang dikumpulkan dalam suatu tempat “laboratorium” kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan peneliti, kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan.
3. Penelitian pengamatan, hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak mempengaruhi terjadinya suatu kejadian.
2. Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Dalam eksperimen laboratorium, subjek orang dikumpulkan dalam suatu tempat “laboratorium” kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan peneliti, kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan.
3. Penelitian pengamatan, hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak mempengaruhi terjadinya suatu kejadian.
Menurut
Soerjono Soekanto, ada dua jenis metode yang digunakan dalam sosiologi, sebagai
berikut :
1.
Metode Kualitatif
Metode
kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan
angka. Metode ini meliputi :
1)
Metode historis, yaitu menganalisis peristiwa – peristiwa masa lalu untuk
merumuskan prinsip – prinsip umum;
2)
Metode komparatif, yaitu membandingkan antara bermacam – macam – macam
masyarakat;
3)
Metode studi kasus, alat-alat yang diperlukan :
a)
wawancara
b)
daftar pertanyaan
c) pengamatan
partisipasi
1.
Metode Kuantitatif
Metode
kuantitatif mengutamakan bahan – bahan keterangan dengan angka atau gejala –
gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala, indeks, tabel, dan formula.
Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik, dimana gejala – gejala
masyarakat sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu.
Pokok bahasan sosiologi
Pokok bahasan sosiologi ada empat:
1. Fakta sosial sebagai cara bertindak,
berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan
memaksa dan mengendalikan individu tersebut
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk
datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru.
Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki
sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang
bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
2. Tindakan sosial sebagai
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.
Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan
tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba
sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
3. Khayalan
sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di
masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills,
dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara
keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah permasalahan (troubles)
dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman
terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan
kehidupan pribadi individu.
Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang
menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini
pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di
kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada,
maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian
lebih luas lagi.
4. Realitas sosial
adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh
sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara
ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir
secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan
atau golongan dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam
sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai
pendapat tentang kedudukan individu dan masyarakat ini. Di satu pihak ada yang
berpendapat bahwa individu lebih dominan daripada masyarakat, tetapi di pihak
lain berpendapat bahwa masyarakat lebih dominan daripada individu. Sementara
itu terdapat pendapat yang mengambil posisi tengah yang mengatakan bahwa antara
individu dan masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi. Sejumlah kritik
diajukan kepada sosiologi, yaitu 1) sosiologi adalah ilmu yang sulit, 2)
sosiologi hanya merupakan kumpulan dari berbagai kajian ilmu sosial lainnya,
dan 3) tidak ada lapangan yang khusus bagi sosiologi karena objeknya telah
banyak digarap oleh ilmu-ilmu sosial lainnya.
Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk
pada ilmu filsafat. Dengan demikian pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa
terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang masyarakat.
Sosiologi mengalami perkembangan yang pesat pada abad ke-20, di mana pada masa
ini mulai banyak bermunculan berbagai cabang sosiologi, seperti sosiologi
industri, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, dan lain-lain. Pemikiran
para ahli yang mengkonsentrasikan diri pada masalah kajian sosiologi ini
dibedakan atas tokoh-tokoh sosiologi klasik dan tokoh-tokoh sosiologi modern.
Kegiatan Belajar 2
Bidang Kajian Sosiologi
Bidang Kajian Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu sosial yang mempunyai fokus kajian
mengenai tingkah laku manusia mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara
lain bidang kajian Sosiologi Industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan,
Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan, dan lain-lain.
Sosiologi Industri mengkaji masalah
fenomena industri dengan menitikberatkan kajiannya pada faktor manusia, dan
mengaitkannya dengan faktor mesin serta mekanisme kerja pabrik yang
berorientasi pada efisiensi dan efektivitas. Sedangkan Sosiologi
Hukum merupakan cabang sosiologi yang mengkaji fenomena-fenomena
hukum yang ada di masyarakat. Sementara itu Sosiologi
Pendidikan mengkaji proses-proses sosiologis yang berlangsung dalam
lembaga pendidikan dengan tekanan dan wilayah tekanannya pada lembaga
pendidikan. Di lain pihakSosiologi Perilaku Menyimpang mengkaji
perilaku dan kondisi yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang sudah
disepakati dalam masyarakat.
Dalam
melakukan kajiannya, terutama pada masyarakat modern, sosiologi perlu bekerja
sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya membentuk kajian multidisipliner.
Antropologi bisa membantu sosiologi dalam hal metodologi mengingat antropologi
mempunyai pengalaman yang sangat panjang dalam melakukan penelitian yang
bersifat kualitatif. Psikologi bisa memberi masukan bagi sosiologi dalam hal informasinya
mengenai kecenderungan-kecenderungan yang sifatnya individual. Sementara itu
sosiologi juga harus meminta bantuan ahli sejarah untuk memberi informasi
tentang proses historis yang ada dalam fenomena perubahan sosial
INTERAKSI
SOSIAL
KegiatanBelajar1
Pengertian
Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial
yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara
individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga
terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau
maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Proses
Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu
atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna
yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan
sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat
dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang
dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan
interpretative process
Interaksi
sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap
pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan
penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap
informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan
beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi
atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri
Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah
segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis
kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya
tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat
melaluidimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert
T Hall dan Definisi Situasi dari W.I.
Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial
menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak
sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan
aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi
waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah
dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan
penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat
oleh individu dan masyarakat.
Kegiatan Belajar 2
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi
sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja
sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha
bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu
atau beberapa tujuan.Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu
keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu
atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan
untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu
proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan
kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok
Bentuk
interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat
terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan.
Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau
kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk
interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan
pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark
L. Knappmenjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk
merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi tahapan
memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying),
menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan
untuk merenggangkan meliputimembeda-bedakan (differentiating),
membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding),
dan memutuskan (terminating).
Pendekatan
interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurutErving
Goffman. Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan
bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif
dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup
tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social
establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back
region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut
front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience,
penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of
performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan
outsider.
Erving
Goffman juga menyampaikan konsep impression managementuntuk
menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang
lain. Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam
interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang
diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep
impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.
SOSIALISASI
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Sosialisasi
Pengertian Sosialisasi
Pengertian sosialisasi
mengacu pada suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah
dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi
lebih tahu dan memahami.Sosialisasi merupakan suatu proses di mana
seseorang menghayati (mendarahdagingkan - internalize) norma-norma kelompok di
mana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan
tidak ditemukan apa yang disebut dengan "diri".
Tujuan
sosiologi dalam mempelajari sosialisasi karena dengan mempelajari bagaimana
orang berinteraksi maka kita dapat memahami orang lain dengan lebih baik.
Dengan memperhatikan orang lain, diri sendiri dan posisi kita di masyarakat
maka kita dapat memahami bagaimana kita berpikir dan bertindak.
Terdapat
beberapa konsep yang berkaitan dengan sosialisasi, yaitu the
significant others , the generalized other , looking glass self serta impression
management. Masing-masing konsep tersebut memberikan sumbangan yang
berarti dalam diri seorang individu yang mengalami proses sosialisasi.
Produk
penting dari proses sosialisasi adalah self/personality/diri. Dalam rangka
interaksi dengan orang lain, seseorang akan mengembangkan suatu keunikan dalam
hal perilaku, pemikiran dan perasaan yang secara bersama-sama akan membentuk
self.
Agen
sosialisasi meliputi keluarga, teman bermain, sekolah dan media massa. Keluarga
merupakan agen pertama dalam sosialisasi yang ditemui oleh anak pada awal
perkembangannya. Kemudian kelompok sebaya sebagai agen sosialisasi di mana si
anak akan belajar tentang pengaturan peran orang-orang yang berkedudukan
sederajat. Sekolah sebagai agen sosialisasi merupakan institusi pendidikan di
mana anak didik selama di sekolah akan mempelajari aspek kemandirian, prestasi,
universalisme serta spesifisitas. Agen sosialisasi yang terakhir adalah media
massa di mana melalui sosialisasi pesan-pesan dan simbol-simbol yang
disampaikan oleh berbagai media akan menimbulkan berbagai pendapat pula dalam
masyarakat
Kegiatan
Belajar 2
Jenis Sosialisasi dan Pola Sosialisasi
Jenis Sosialisasi dan Pola Sosialisasi
Proses
yang dialami individu terbagi atas sosialisasi primer dansekunder, sosialisasi
primer dialami individu pada masa kanak-kanak, terjadi dalam
lingkungan keluarga, individu tidak mempunyai hak untuk memilih agen
sosialisasinya, individu tidak dapat menghindar untuk menerima dan
menginternalisasi cara pandang keluarga
Sedangkan sosialisasi
sekunder berkaitan dengan ketika individu mampu untuk berinteraksi
dengan orang lain selain keluarganya. Dalam sosialisasi sekunder terdapat
proses resosialisasi dan desosialisasi, di mana keduanya merupakan proses yang
berkaitan satu sama lain. Resosialisasi berkaitan dengan pengajaran dan penanaman
nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai yang pernah dialami sebelumnya,
untuk penguatan dalam penanaman nilai-nilai baru tersebut maka desosialisasi
terjadi di mana diri individu yang lama "dicabut dan diberi" diri
yang baru dalam proses resosialisasi. Kedua proses tersebut terlihat dengan
jelas dalam suatu total institusi yang merupakan suatu tempat di mana terdapat
sejumlah besar individu yang terpisah dari lingkungan sosialnya.
Pola
sosialisasi mengacu pada cara-cara yang dipakai dalam sosialisasi , terdapat
dua pola, yaitu represif dan partisipatoris. Represifmenekankan
pada penggunaan hukuman, memakai materi dalam hukuman dan imbalan, kepatuhan
anak pada orang tua, komunikasi satu arah, nonverbal dan berisi perintah, orang
tua sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting,
keluarga menjadi significant others. Sedangkan sosialisasi
partisipatoris menekankan pada individu diberi imbalan jika
berkelakuan baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolik, anak diberi kebebasan,
penekanan pada interaksi, komunikasi terjadi secara lisan, anak pusat
sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting, keluarga menjadi
generalized others.
Seseorang
akan mengalami proses sosialisasi yang bersifat terus menerus selama individu
tersebut hidup mulai dari anak-anak sampai mereka dewasa. Termasuk pula
sosialisasi gender akan pula dialami oleh individu baik laki-laki maupun
perempuan. Sosialisasi Gender mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh
masyarakat dalam mempelajari identitas gender dan berkembang menurut norma
budaya tentang laki-laki dan perempuan
MODUL 4
STRATIFIKASI SOSIAL
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Stratifikasi Sosial
Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang
melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang
dimilikinya.
Status
yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu
usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa
suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi berasal
dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.
Pitirin
A. Sorokin mendefinisikan
stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara hierarkis.
Sedangkan
menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan
setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang
dimiliki.
Stratifikasi
dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan
masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama.
Faktor
yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian,
usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
Mobilitas
sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi
sosial. Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas
horizontal. Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal
intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi.
Berkaitan
dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat, yaitu
stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup. Pada stratifikasi terbuka
kemungkinan terjadinya mobilitas sosial cukup besar, sedangkan pada
stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.
Kegiatan
Belajar 2
Dimensi Stratifikasi Sosial
Dimensi Stratifikasi Sosial
Untuk
menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan yaitu
: privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan
sendiri-sendiri, namun juga dapat didigunakan secara bersama.
Karl
Marx menggunakan
satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomiuntuk
membagi masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan Proletar.
Sedangkan Max Weber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford mempergunakan
ketiga dimensi tersebut. Dari penggunaan ketiga dimensi tersebut Max
Weber memperkenalkan konsep : kelas, kelompok status, dan
partai.
Kelas
sosial merupakan suatu pembedaan individu atau kelompok berdasarkan kriteria
ekonomi. Untuk mendalami kelas sosial ini Soerjono Soekanto memberikan
6 kriteria tradisional.
Menurut
Horton and Hunt keberadaan kelas sosial dalam masyarakat berpengaruh terhadap
beberapa hal, diantaranya adalah identifikasi diri dan kesadaran kelas sosial,
pola-pola keluarga, dan munculnya simbol status dalam masyarakat.
Bentuk
stratifikasi dapat
dibedakan menjadi bentuk lapisan bersusun yang diantaranya dapat
berbentuk piramida, piramida terbalik, dan intan. Selain lapisan bersusun
bentuk stratifikasi dapat juga diperlihatkan dalam bentuk melingkar. Bentuk
stratifikasi melingkar ini terutama berkaitan dengan dimensi kekuasaan.
Ada tiga
cara yang dapat kita lakukan untuk bisa mengetahui bentuk dari
stratifikasi sosial. Ketiga cara tersebut adalah dengan pendekatan
objektif, pendekatan subyektif, dan pendekatan reputasional.
KELOMPOK
SOSIAL
Kegiatan
Belajar 1
Jenis-jenis Kelompok
Jenis-jenis Kelompok
Secara
umum kelompok diartikan sebagai kumpulan orang-orang,
sementara sosiolog melihat kelompok sebagai dua atau lebih orang yang
mengembangkan perasaan kebersatuan dan yang terikat bersama-sama oleh pola
interaksi sosial yang relatif stabil. Terdapat sejumlah kriteria yang
mencirikan apakah sekumpulan orang bisa disebut sebagai kelompok atau tidak,
tetapi pada dasarnya terdapat dua karakteristik pokok dari kelompok, yaitu 1)
adanya interaksi yang terpola dan 2) adanya kesadaran akan identitas bersama.
Terdapat
berbagai macam jenis kelompok. Bierstedt mengklasifikasikan
kelompok ke dalam kelompok statistik, kelompok kemasyarakatan,kelompok
sosial, dan kelompok asosiasi. Sedangkan
Emille Durkheim membaginya dalam kelompok yang didasarkan pada solidaritas
mekanik dan kelompok yang didasarkan pada solidaritas organik. Ferdinand
Tonnies mengklasifikasikannya menjadi gemeinschaft dangesselschaft.
C.H. Cooley membagi kelompok ke dalam kelompok primer dan kelompok sekunder.
Sementara W.G. Sumner mengklasifikannya ke dalam in-group dan out-group. K.
Mertonmenguraikan tentang kelompok acuan. Sementara itu jenis kelompok
lainnya adalah kelompok sukarela-nonsukarela, kelompok vertikal-horisontal,
kelompok terbuka-tertutup, serta kelompok mayoritas-minoritas
Kegiatan Belajar 2
Hubungan Antar Kelompok
Hubungan Antar Kelompok
Hubungan
antar kelompok adalah interaksi
sosial antara dua kelompok atau lebih. Kelompok yang saling berhubungan ini
diklasifikasikan berdasarkan kriteria fisiologis dan kebudayaan. Hubungan antar
kelompok bukanlah hubungan yang tiba-tiba terbentuk. Hubungan ini merupakan
akumulasi dari serangkaian hubungan-hubungan sosial yang ada. Hubungan ini
mengandung sejumlah dimensi, antara lain dimensi sejarah, sikap, perilaku,
gerakan sosial, dan institusi. Di samping itu terdapat pula sejumlah faktor
yang mempengaruhi terbentuknya hubungan antar kelompok ini, yaitu rasialis,
etnisitas, seksisme, dan ageisme.
Kegiatan
Belajar 1
Perilaku Menyimpang
Perilaku Menyimpang
Penyimpangan dapat diartikan
sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan dengan norma-norma di
masyarakat, artinya penyimpangan tersebut terjadi jika seseorang tidak
mematuhi patokan norma yang sudah ada. Disfungsi dari perilaku menyimpang dapat
menyebabkan terancamnya kehidupan sosial, karena tatanan sistem yang sudah ada
dapat tidak berjalan sebagaimana mestinya karena ada individu yang tidak dapat
menjalankan tugasnya dalam sistem masyarakat . Selain itu perilaku menyimpang
mempunyai fungsi antara lain menghasilkan perilaku yang konform pada sebagian
besar masyarakat agar tetap berjalan di jalur yang sudah ditentukan, memperkuat
ikatan kelompok dan perilaku menyimpang dapat menyebabkan perubahan sosial agar
sistem berjalan secara benar.
Secara
teoritis perilaku menyimpang dapat dijelaskan melalui penjelasan biologis,
psikologis dan sosiologis. Secara sosiologis perilaku
menyimpang dianalisis dari perspektif struktural, transmisi budaya, konflik dan
perspektif labelling di mana setiap perspektif mempunyai fokus permasalahannya
masing-masing dalam melihat perilaku menyimpang .
Sering
kali suatu perilaku dianggap menyimpang di suatu masyarakat tetapi tidak
menyimpang di masyarakat lainnya. Hal tersebut berkaitan dengan relativitas
perilaku menyimpang di mana pandangan relativisme melihat bahwa penyimpangan
dapat di interpretasi hanya dalam konteks sosio kultural di mana penyimpangan
tersebut terjadi. Relativisme tersebut berkaitan dengan waktu, tempat, situasi
dan status sosial.
Kegiatan
Belajar 2
Perilaku Kolektif
Perilaku Kolektif
Ahli
sosiologi menggunakan istilah perilaku kolektif mengacu padaperilaku
sekelompok orang yang muncul secara spontan, tidak terstruktur sebagai respons
terhadap kejadian tertentu. Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang
tidak biasa , sehingga perilaku kolektif dapat diartikan sebagai suatu tindakan
yang relatif spontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari sekelompok orang,
yang bertujuan untuk menghilangkan rasa ketidakpuasan dan kecemasan. Sehingga
kita dapat membedakan antara perilaku kolektif dengan perilaku yang rutin.
Secara
teoritis perilaku kolektif dapat dijelaskan dari berbagai sudut teori antara
lain teori penyebaran, teori interaksionis, teori emergent-norm dan teori
value-added. Kondisi pokok yang memicu munculnya perilaku kolektif menurut
teori value-added adalah: kesesuaian struktural, ketegangan struktural,
berkembangnya kepercayaan umum, faktor yang mendahului, mobilisasi dan kontrol
sosial.
Perilaku
kolektif antara lain dapat berbentuk perilaku kolektif yang tersebar, kerumunan
dan gerakan sosial. Perilaku kolektif yang tersebar meliputi fashion,
rumors, dan publik. Sedangkan jenis kerumunan meliputi casual, conventional,
expresive, dan acting. Gerakan sosial mempunyai bentuk
antara lain gerakan revolusioner, reformis, konservatif dan gerakan reaksioner,
sedangkan revolusi sosial salah satu contoh dari gerakan sosial.
Kegiatan
Belajar 3
Kontrol Sosial
Kontrol Sosial
Kontrol
sosial mengacu
pada suatu proses baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, di
mana dalam proses kontrol sosial tersebut masyarakat dibuat agar mematuhi
norma-norma yang berlaku di masyarakat .
Masyarakat
berharap bahwa individu di dalam dirinya sendiri sudah muncul kesadaran untuk
mematuhi norma dan mempunyai perilaku yang konform dengan aturan di masyarakat,
artinya bahwa perilaku konformi tas itu bersifat inheren di dalam diri
individu. Meskipun demikian ada sebagian besar manusia yang harus dilatih untuk
menjalankan konformitas di mana proses sosialisasi terlibat di dalamnya.
Melalui proses sosialisasi seseorang akan mempelajari perilaku apa yang dapat
diterima berkaitan dengan berbagai situasi yang akan dia hadapi, selain itu ia
akan belajar perilaku mana yang pantas dan tidak pantas untuk ia laksanakan.
Bentuk
kontrol sosial berkaitan dengan pemberian sanksi baik yang berupa hukuman
maupun imbalan pada perilaku yang disetujui maupun tidak disetujui oleh
masyarakat. Di dalam masyarakat ada berbagai bentuk kontrol sosial seperti
bahasa, gosip, ostratisme, intimidasi serta kekerasan fisik yang umumnya
dilakukan oleh individu terhadap individu lain. Apapun bentuk kontrol sosial
yang dilaksanakan semua itu bertujuan untuk mengembalikan individu yang
melakukan perilaku menyimpang.
MODUL
7
TATANAN SOSIAL
TATANAN SOSIAL
Kegiatan Belajar 1
Tatanan Sosial
Tatanan Sosial
Suatu
lingkungan sosial di mana individu-individunya saling berinteraksi atas
dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai diistilahkan
dengan tatanan sosial (sosial order). Tatanan
sosial ini mempunyai beberapa elemen antara lain adalah struktur sosial dan
institusi sosial. Struktur sosial diartikan sebagai jaringan saling
keterhubungan, yang secara normative mengarahkan hubungan sosial yang ada di
masyarakat. Struktur sosial yang merupakan keterjalinan hubungan,
dikarakteristikkan oleh adanya organisasi dan stabilitas. Sehubungan dengan
struktur sosial dikenal istilah status dan peran.
Secara
umum status dipahami sebagai urutan orang berdasarkan kekayaannya, pengaruhnya,
maupun prestisenya. Akan tetapi sosiolog mengartikan status sebagai posisi di
dalam kelompok atau masyarakat. Status dibedakan atas ascribed status, achieved
statuses, dan master statuses. Status yang disediakan bagi kita oleh kelompok
atau masyarakat kita disebut ascribed statuses. Sementara itu achieved statuses
disediakan bagi kita dalam hubungannya dengan pilihan individu dan persaingan.
Sedangkan master statuses adalah kunci atau inti dari status yang mempunyai
bobot utama dalam interaksi dan hubungan sosial seseorang dengan orang yang
lainnya. Selanjutnya konsep peranan sosial mengacu pada pengertian tentang
serangkaian hak dan tugas yang didefinisikan secara kultural. Peranan adalah
perilaku yang diharapkan sehubungan dengan status yang dimiliki. Dengan demikian
maka role performance adalah perilaku aktual seseorang sehubungan dengan
statusnya.
Elemen
tatanan sosial lainnya adalah institusi sosial. Institusi sosial diartikan
sebagai norma-norma, aturan-aturan, dan pola-pola organisasi yang dikembangkan
di sekitar kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pokok yang terkait dengan
pengalaman masyarakat. Berdasarkan fungsinya institusi sosial dibedakan antara
lain menjadi kinship instiutution, educational institution, economic
institution, scientific institution, dan lain-lain
Salah
satu bentuk dari tatanan sosial adalah masyarakat. Masyarakat diartikan sebagai
sistem sosial yang swasembada (self-subsistent), melebihi masa hidup individu
normal dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi
terhadap generasi berikutnya. Berdasarkan pendapat para ahli terlihat bahwa
tidak mudah menerapkan konsep masyarakat pada berbagai kesatuan hidup yang ada.
Kegiatan
Belajar 2
Institusi Keluarga dan Institusi Pendidikan
Institusi Keluarga dan Institusi Pendidikan
Sehubungan
dengan institusi keluarga, keluarga terbentuk melalui suatu peristiwa yang
disebut dengan perkawinan. Perkawinan sendiri diartikan sebagai persekutuan
antara dua orang atau dua keluarga besar. Sementara itu secara umum keluarga
diartikan sebagai kelompok yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang
diikat oleh perkawinan beserta anak-anaknya yang belum menikah. Terdapat
beberapa perspektif yang berusaha mengungkap eksistensi keluarga ini dalam
masyarakat yaitu perspektif interaksionis, perspektif fungsionalisme dan perspektif
konflik. Akan tetapi pada dasarnya terdapat dua bentuk aturan perkawinan yaitu
eksogami dan endogamy. Di samping itu terdapat aturan tentang kategori atau
kelompok mana yang tidak boleh dinikahi yang disebut incest taboo
Sehubungan
dengan institusi pendidikan, maka institusi pendidikan diartikan sebagai proses
pembelajaran yang antara lain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan transmisi
pengetahuan dan mempersiapkan individu terhadap peran pekerjaan. sementara
pendidikan adalah berbagai bentuk sistem instruksi budaya atau intelektual yang
diformalkan atau yang di semi formalkan. Terdapat tiga tipe dasar pendidikan
yaitu education in practical skill, status group education, dan bureaucratic
education. Di dalam institusi pendidikan terdapat dua fungsi yang oleh para
sosiolog dibedakan menjadi fungsi manifes dan fungsi laten. Di samping itu
terdapat tiga pendekatan yang digunakan untukmengkaji fenomena pendidikan yaitu 1)
pendekatan fungsionalis, 2) teori konflik Marxis, dan 3) teori
konflik Weber.
Kegiatan
Belajar 3
Institusi Ekonomi dan Institusi plitik
Institusi Ekonomi dan Institusi plitik
Aktivitas
ekonomi muncul dari
adanya upaya-upaya masyarakat untuk mengorganisasikan tanah, tenaga
kerja, modal, dan teknologi dalam rangka menghasilkan (memproduksi),
mendistribusikan, dan mengkonsumsi barang dan jasa. Terdapat tiga konsep
utama dari aktivitas ekonomi, yaitu 1) ide bahwa ekonomi dibagi atas
sektor primer, sekunder dan tersier, 2) konsep tentang dual economy (ekonomi
ganda), dan 3) konsep tentang perbedaaan antara pekerjaan (occupation) dan
profesi (profession). Sementara itu terdapat dua pendekatan yang digunakan
untuk mengkaji ekonomi yaitu pendekatan kapitalisme, yang menekankan pada ide
tentang 1) hak milik pribadi (private property), 2) motif mencari keuntungan
(freedom of choice), 3) kompetisi bebas (freedom of competition), dan 4) bebas
dari intervensi pemerintah (freedom from government interference). Sementara
pendekatan sosialis melihat sistem kapitalis hanya akan menguntungkan para
pemilik modal, bukan masyarakat umum.
Selanjutnya
politik adalah proses yang terinstitusionalisasi melalui keputusan yang
mempengaruhi komunitas, wilayah, negara, atau masyarakat sebagai keseluruhan
yang dibuat dan diselenggarakan. Terdapat beberapa konsep yang berhubungan
dengan politik yaitu konsep kekuasaan, kewenangan/otoritas, dan pengaruh.
Sehubungan dengan tatanan politik ini, terdapat beberapa pendekatan yaitu
pendekatan fungsionalis dan konflik. Sementara itu Max Weber telah
mengidentifikasi tiga tipe spesifik dari kewenangan yaitu tradisional, legal-rasional,
dan kharismatik. Juga terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang distribusi
kekuasaan yaitu model pluralistic, model elit, dan model kelas. Sehubungan
dengan perubahan politik, terdapat beberapa bentuk yang digunakan untuk
mengadakan perubahan politik yaitu terorisme, rebellion, evolusi dan revolusi.
PERUBAHAN SOSIAL
Kegiatan Belajar 1
Perubahan Sosial
Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan suatu gejala yang akan selalu ada dalam
masyarakat, karena masyarakat selalu berubah dalam aspek terkecil sekalipun.
Perubahan
sosial maupun perubahan budaya sebenarnya dua konsep yang berbeda tetapi saling
berkaitan satu sama lain, di mana perubahan sosial mengacu pada perubahan
struktur sosial dan hubungan sosial di masyarakat sedangkan perubahan budaya
mengacu pada perubahan segi budaya di masyarakat. Tetapi perubahan pada
hubungan sosial akan menimbulkan pula perubahan pada aspek nilai dan norma yang
merupakan bagian dari perubahan budaya.
Terdapat
berbagai teori yang dapat menjelaskan fenomena perubahan sosial di masyarakat.
Tetapi semua teori itu sebenarnya saling mengisi satu sama lain, merupakan
perbaikan ataupun juga memberikan sumbangan yang berarti dalam memahami
fenomena perubahan sosial.
Perubahan sosial dapat
terjadi karena pengaruh lingkungan social
Sumber materi kuliah
pengantar sosiologi adalah
terimakasih atas
referensinya
0 komentar:
Posting Komentar