EXTRAWEBDIA.COM

EXTRAWEBDIA.COM

Kamis, 12 Maret 2015

Materi Kuliah pengantar ilmu Antropologi

Materi Kuliah pengantar ilmu Antropologi




BAB I

A.     Pengertian Antropologi 

Pembaasan Pengertian Antropologi  dapat ditinjau dari dua sudut padang yaitu sudut padang istilah/definisi dan bahasa .pengertian antropoligi menurut bahasa cukup luas membuat para ahli antropologi merumuskan definisi / istilah yang tersendiri.

Pengertian Antropologi  Menurut Bahasa 

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia.
Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia.
Dalam dalam membedakan ilmu antropogi dengan ilmu lain yang  sama sama mempelejari tentang manusia maka para ahli memberikan batasan batasan tersediri terhadap istilah antropologi.

Pengertian Antropologi  istilah / definisi

Koentjoroningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya, dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut.
Ralfh L Beals dan Harry Hoijen, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
David Hunter, Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang manusia.
M.J. Herskovits, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia (Anthropology is the science of man.)
William A. Havilland, Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Antropologi adalah ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaannya pada masa lampau.
Dan lain –lain

B.     Pembagian /Percabangan Antropologi
Antropologi merupakan disiplin ilmu yang luas di mana humaniora, sosial, dan ilmu pengetahuan alam digabung dalam menjelaskan apa itu manusia dan artinya menjadi manusia. Antropologi dibangun berdasarkan pengetahuan dari ilmu alam, termasuk penemuan tentang asal-usul dan evolusi Homo sapiens, ciri-ciri fisik manusia, perilaku manusia, variasi di antara berbagai kelompok manusia, bagaimana masa lalu evolusi Homo sapiens telah memengaruhi organisasi dan budaya sosial. Serta dari ilmu-ilmu sosial, antropologi memelajari organisasi hubungan manusia sosial dan budaya, sistem keturunan dan hubungan kekerabatan, spiritualitas dan religi, lembaga, konflik sosial, dan lain-lain. Antropologi awal berasal dari Yunani klasik dan Persia yang memelajari dan mencoba untuk memahami keragaman budaya yang dapat diamati. Pada saat ini, antropologi (akhir abad ke-20) telah menjadi sentral dalam pengembangan beberapa bidang interdisipliner baru seperti ilmu kognitif, studi globalisasi, genetik, dan berbagai penelitian etnis.
Secara garis besar antropologi terdiri dari:
Antropologi Biologi/Fisik
Antropologi Biologi atau juga disebut Antropologi Fisik merupakan cabang ilmu antropologi yang memelajari manusia dan primata bukan manusia (non-human primates) dalam arti biologis, evolusi, dan demografi. Antropologi Biologi/Fisik memfokuskan pada faktor biologis dan sosial yang memengaruhi (atau yang menentukan) evolusi manusia dan primata lainnya, yang menghasilkan, mempertahankan, atau merubah variasi genetik dan fisiologisnya pada saat ini.
Antropologi Biologi dibagi lagi menjadi beberapa cabang ilmu, diantaranya yaitu:
1)      Paleoantropologi adalah ilmu yang memelajari asal usul manusia dan evolusi manusia melalui bukti fosil-fosil.

2)      Somatologi adalah ilmu yang memelajari keberagaman ras manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik.

3)      Bioarkeologi adalah ilmu tentang kebudayaan manusia yang lampau dengan melalui analisis sisa-sisa (tulang) manusia yang biasa ditemukan dalam situs-situs arkeologi.

4)      Ekologi Manusia adalah studi tentang perilaku adaptasi manusia pada lingkungannya (mengumpulkan makanan, reproduksi, ontogeni) dengan perspektif ekologis dan evolusi. Studi ekologi manusia juga disebut dengan studi adaptasi manusia, atau studi tentang respon adaptif manusia (perkembangan fisik, fisiologi, dan genetik) pada tekanan lingkungan dan variasinya.

5)      Paleopatologi adalah studi penyakit pada masa purba (kuno). Studi ini tidak hanya berfokus pada kondisi patogen yang diamati pada tulang atau sisa-sisa jaringan (misalnya pada mumi), tetapi juga pada gangguan gizi, variasi morfologi tulang, atau juga bukti-bukti stres pada fisik.

6)      Antropometri adalah ilmu yang memelajari dan mengukur variasi fisik manusia. Antropometri pada awalnya digunakan sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi sisa-sisa fosil kerangka manusia purba atau hominid dalam rangka memahami variasi fisik manusia. Pada saat ini, antropometri berperan penting dalam desain industri, desain pakaian, desain industrial ergonomis, dan arsitektur di mana data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dalam populasi digunakan untuk mengoptimalkan produk yang akan digunakan konsumen.

7)      Osteologi/osteometri adalah ilmu tentang tulang yang memelajari struktur tulang, elemen-elemen pada kerangka, gigi, morfologi mikrotulang, fungsi, penyakit, patologi, dsb. Osteologi digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi sisa-sisa tulang (baik kerangka utuh mau pun yang telah menjadi serpihan) untuk menentukan jenis kelamin, umur, pertumbuhan dan perkembangannya, sebab kematian, dan lain sebagainya dalam konteks biokultural.

8)      Primatologi adalah ilmu tentang primata bukan manusia (non-human primates). Primatologi mengkaji perilaku, morfologi, dan genetik primata yang berpusat pada homologi dan analogi dalam mengambil kesimpulan kenapa dan bagaimana ciri-ciri manusia berkembang dalam primata.

9)      Antropologi Forensik adalah ilmu terapan antropologi dalam ruang legal (hukum), biasanya menggunakan perspektif dan keahlian ekologi manusia, paleopatologi, dan osteologi dalam kasus-kasus kriminal luar biasa (FBI, CIA, dan militer) untuk menganalisis kondisi korban yang sudah tidak utuh (terbakar, rusak, terpotong-terpotong karena mutilasi, atau sudah tidak dikenali lagi) atau dalam tahap dekomposisi lanjut (sudah menjadi kerangka tulang).

10)   Antropologi Molekuler adalah bidang ilmu yang memelajari evolusi, migrasi, dan persebaran manusia di bumi melalui analisis molekuler. Biasanya menggunakan perbandingan sekuens DNA (mtDNA, Kromosom Y, dan Autosom) dan protein dalam melihat variasi populasi dan hubungan antar atau inter-populasi dalam menentukan suatu populasi masuk ke dalam haplogrup tertentu atau berasal dari wilayah mana (geographical origin).


Antropologi Sosial Budaya
Antropologi sosial merupakan studi yang memelajari hubungan antara orang-orang dan kelompok. Sementara Antropologi Budaya merupakan studi komparasi bagaimana orang-orang memahami dunia di sekitar mereka dengan cara yang berbeda-beda. Antropologi Sosial berkaitan erat dengan sosiologi dan sejarah yang bertujuan mencari pemahaman struktur sosial dari suatu kelompok sosial yang berbeda seperti subkultur, etnik, dan kelompok minoritas. Antropologi Budaya lebih berhubungan dengan filsafat, literatur atau sastra, dan seni tentang bagaimana suatu kebudayaan memengaruhi pengalaman seseorang (diri sendiri) dan kelompok, memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih lengkap terhadap pengetahuan, adat istiadat, dan pranata masyarakat. Dalam praktiknya tidak ada perbedaan yang sangat mencolok antara Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya, dan bahkan sering saling tumpang tindih di antara keduanya.
1)      Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan semua kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal tulisan.

2)      Etnolinguistik antropologi adalah ilmu yang mempelajari pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dan beratus-ratus bahasa suku-suku bangsa yang ada di bumi.

3)      Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.

4)      Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.

Berdasarkan lapangan penyelidikanya antropologi terbagi menjadi 2 yaitu:

antropologi fisik : yang mempelajari manusia sebagai mahluk biologis yang menyelidiki penyebaran dan diversitas manusia.sedangkan pengertian dari antropologi fisik adalah ilmu yang mencoba mencapai pengertian sejarah tentang terjadinya aneka warna mahluk manusia yang dipandang dari segi jasmani.seperti warna kulit,bentuk rambut,bentuk tengkorak,bentuk muka,bentuk hidung dan sebagainya.jadi antropologi fisik mempelajari karateristik manusia yang tertua dibumi sampai yang paling muda.sedangkan penyelidikan antropologi fisik ini menaruh perhatian pentiing kepada masalah mengenai evolusi perkembangan tubuh manusia,yang mempelajari manusia dari segi jasmaninya dan pengaruh lingkungan terhadap struktur tubuh manusia.

2.    Antropologi budaya : adalah antropologi yang mempelajari asal usul kebudayaan manusia,penyebaran,dan sejarahnya.Antropologi budaya secara umum mempelajari karateristik tingkah laku manusia sebagai hasil kebudayaanya,baik dahulu,sekarang,dan yang akan datang. berdasarkan metode kerjanya antropologi mempelajari : kebudayaan pada umumnya dan kebudayaan berbagai bangsa di dunia,bagaimana manusia mampu mengembangkan kebudayaanya sepanjang masa,tentang asal usul kebudayaan dan evolusinya,bagaimana manusia dengan akal dan struktur fisiknya yang khas berhasil mengubah lingkinganya,segala keanekaragaman kebudayaan manusia dan mencoba menjawab pertanyaan mengapa satu bangsa cara hidup,adat istiadat,dan system kepercayaanya berbeda satu dengan yang lain.


Sedangkan menurut kepustakan amerika serikat menunjukan adanya perkembangan antropologi budaya menjadi empat katagori :
1.    Aheorologi pra sejarah yang secara etimologi berarti archeos sama dengan ancient,logos sama dengan study.yang menitik beratkan kepada penemuanpeninggalan kebudayaan dan tulang manusia pada zaman dahulu.
2.    Antropolinguistik yang disebut juga ethnolingiustik adalh suatu ilmu bagian yang pada mulanya erat dengan sangkut paut antropologi.bahanya dari bahsa-bahsa local yang tersebar di berbagai penjuru bumi.Yang kemudian berkembang bermacam-macam bahsa kebudayaan dan metode untuk menganalisis
3.    Ethnologi yang juga disebut sebagai ilmu bangsa-bangsa adalah “silence of people,their cultures and life histories as groups”yang berbeda dengan ethnografi.sebab ethonolgi berusaha mencari timbale balik antara hubungan manusia dengan lingkunganya.
4.    Kebudayaan dan kepribadian adalah sub disiplin yang mempelajari hubungan kelompok denagn tingkah laku manusia,yang terjadi kerja sama yang erat antar ahli sosiologi dengan antropologi.bagi ahli antropologi dalam kerjanya menggunakan prinsip dan metode psikologi dalam upaya mencari kejelasanyang dijadikan untuk memperoleh kepuasandan untuk mencapai equalibirium social cultural dan social physicologis

5.     OBYEK KHUSUS PENYELIDIKAN ANTROPOLOGI BUDAYA
            Kebudayaan berhubungan dengan kebudayaan manusia itu sendiri. Segi – segi tersebut masing – masing menjadi obyek khusus yang dipelajari atau diselidiki oleh ilmu tertentu. Sedangkan manusia dengan segala seginya tersebut merupakan obyek umum yang dipelajari atau diselidiki berbagai ilmu. Jadi yang membedakan antropologi budaya dari ilmu lain yang juga mempelajari masalah manusia, ialah obyek khusus yang diselidikinya. Antropologi budaya yang obyek khusus penyelidikannya ialah kebudayaan juga perlu mengetahui anak – anak cabang ilmunya. Bahkan antropologi budaya dengna anak – anak cabang ilmunya itu juga harus berhubungan dengan ilmu – ilmu lain seperti sosiologi,sejarah, ilmu hukum , geografi,ekologi dan sebagainya.

KEGUNAAN ANTROPOLOGI BUDAYA

                Kegunaan antropolgi budaya adalah untuk menunjukkan perbedaan dan persamaan dalam berbagai hal yang terdapat pada berbagai suku bangsa atau bangsa di dunia ini. Dalam kehidupan sehari – hari kita dapat dengan mudah melihat hal – hal yang berbeda sedangkan hal – hal yang sama atau bersamaan sulit atau bhkan tidak dapat diketahui.
            Antropolgi budaya juga dapat membantu membentuk kehidupan bersama yang bersahabat antara berbagai suku bangsa di dunia ini,selain itu Antropolgi budaya dapat membantu pembangunan masyarakat pedesaan,dapat membantu membantu memajukkan suku bangsa – suku bangsa yang masih hidup terasing di daerah – daerah pedalaman dan banyak ketinggalan dalam berbagai hal.

H. Sejarah Perkembangan Antropologi
Dalam perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase yaitu  sebagai berikut:

Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial

Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.

Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.

Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.



BAB II

KEBUDAYAAN

A.      PENGERTIAN KEBUDAYAAN
            Menurut antropologi budaya yang dimaksud dengan kebudayaan adalah kebudayaan itu tidak hanya berupa benda – benda hasil kesenian dan bermacam – macam bentuk kesenian saja. Tetapi juga sikap, tingkah laku manusia, cara berfikir, pandangan hidup, peneliaian tentang baik buruk, semua itu termasuk pengertian kebudayaan. Secara singkat dan sederhana antropologi budaya memberi arti istilah – kebudayaan sebagai cara orang bersikap dan bertingkah laku yang di pelajari yang sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat beserta hasil – hasilnya.

B.      SEGI KEBUDAYAAN
            Kebudayaan sebagai cara bertingkah laku yang dipelajari beserta hasil – hasilnya itu dapat tampak nyata dan dapat tidak tampak nyata. Misalnya cara orang berjalan, cara orang membuat barang – barang, semua itu jelas tampak oleh kita. Demikian pula pensil,bolpoint,radio,pesawat televisi,semua itu hasil kebudayaan yang tampak nyata juga. Tetapi ada cara – cara berbuat atau berkelakuan tang hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung. Misalnya cara berfikir adalah suatu tindakan atau perbuatan dengan cara – cara tertentu yang dipelajari lebih dahulu. Tetapi kita tidak dapat melihat cara orang berfikir. Hasil – hasil berfikir itu adalah ilmu pengetahuan. Ini pun sebetulnya tidak dapat dilihat secara langsung atau dapat dilihat hanya dengan melalui benda – benda hasil ilmu pengetahuan itu.

C.      UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN
            Para ahli antropologi budaya membagi – bagi kebudayaan menjadi unsur – unsur berikut :
1.      Alat perlengkapan hidup manusia,seperti pakaian, rumah, alat – alat rumah tangga, senjata – senjata, alat – alat angkutan dan sebagainya
2.      Mata pencaharian hidu[p,seperti bercocok tanam,berternak,berburu,berdagang dan sebagainya
3.      Pranata masyarakat,seperti hukum,aturan perkawinan,peraturan keanggotaan kekerabatan dan sebagainya
4.      Bahasa,baik lisan maupun tulisan
5.      Kesenian,baik seni rupa,suara,drama,seni gerak
6.      Ilmu pengetahuan
7.      Religi                        



D.     KEUTUHAN (INTEGRASI) KEBUDAYAAN
            Telah dikatakan,bahwa unsur kebudayaan itu banyak sekali jumlah maupun macamnya. Dan diantara sekian banyak unsur kebudayaan itu ada sejumlah unsur yang bersifat universal. Akan tetapi sebetulnya unsur – unsur kebudayaan itu sama lain saling berhubungan. Dengan demikian gambaran tentang kebudayaan suatu suaku bangsa atau bangsa tertentu tampak utuh, tidak terpecah – pecah. Kita ambil contoh keris. Keris adalah hasil kebudayaan orang jawa. Keris ini ternyata mempunyai hubungan dengan kepercayaan. Orang Jawa percaya bahwa ada keris yang mengandung kekuatan – kekuatan gaib yang dapat berpengaruh kepada kehidupan pemiliknya.

E.      PROSES PEMBENTUKAN KEBUDAYAAN
                Terjadinya suatu unsur kebudayaan itu dapat melalui “discovery” (penemuan ) dan dapat pula melalui “invention” (pendapatan). Discovery adalah penemuan sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak ada. Discovery merupakan penemuan yang terjadi secara tidak sengaja atau kebetulan. Sebagai contoh ialah penemuan kertas mengisap tinta.
            Pada zaman dahulu untuk meringankan tulisan dengan tinta dipakai pasir yang sangat halus. Pasir halus tersebut ditaburkan di atas kertas bertulis dengan tinta,kemudian ditiup. Maka keringkanlah tulisan tadi. Sekarang kita memakai kertas pengisap untuk mengeringkan tinta.
            Contoh suatu invention adalah Nenek mopyang Maori berasal daroi daerah tropika. Mereka lalu berpindah ke daerah sub tropika yaitu ke Selandia Baru. Di daerah asal mereka, pakain mereka diibuat dari kulit pohon murbai. Setelah mereka tiba di Selandia baru mereka tidak lagi dapat membuat pakain dari bahan kulit pohon murbai,karena di Selandia baru tidak ada pohopn murbai. Orang Maori mencoba – coba menggunakan bermacam – macam kulit pohon kayu yang tumbuh di Selandia baru. Tetapi ternyata tidak ada yang cocok untuk bahan pakaian. Akhirnya dicobalah hannep. Ternyata untuk dijadikan bahan pakaian hennep ini tidak perlu dipukul – pukul,
            Serat hennep bagus sekali untuk dianyam dijadikan bahan pakaian. Orang maori lalu membuat pakaian dari anyaman hennep. Jadi dengan sengaja yaitu dengan mencoba – coba beberapa kali akhirnya ditemukan suatu  unsur dari kebudayaan. Dapat dikatakan, bahwa invention merupakan usaha sungguh – sungguh untuk memperoleh hal – hal baru.


F.      FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK KEBUDAYAAN
            Sudah barang tertentu penemuan suatu unsur kebudayaan secara sengaja itu memerlukan syarat – syarat tertentu. Antara lain adalah orang yang memikirkan, merancang, melaksanakan pembuatan suatu unsur baru itu harus mempunyai pengetahuan kebudayaan, sudah yang luas dan dalam.
            Disamping apa yang tersebut di atas,masih ada faktor – faktor lain seperti suasana dan lingkungan alam fisik. Dalam suasaana yang terang dan tenteram,atau sebaliknya orang mudah terangsang untuk berfikir kreatif. (Dalam waktu yang serba sulit penuh pergolakan juga mendorong orang untuk berfikir kreatif ). Denagn demikian mendorong timbulnya kebutuhan atau keinginan akan barang atau hal yang baru. Mengenai pengaruh alam fisik kepada pembentukan unsur kebudayaan , sudah dikemukakan di atas tentang pembuatan pakain orang maori. Yang juga tidak kurang pentingnya ialah faktor penerimaan masyarakat.


G.      KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN
            Dalam percakapan sehari – hari kita sudah biasa mendengar atau bahkan mengatakan sendiri sebutan ,seperti kebudayaan Indonesia,Jepang, India,Arab dan sebagainya. Semua sebutan itu menunjukkna kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa yang bersangkutan. Di Indonesia sendiri kita biasa menyebut kebudayaan Aceh ,Batak ,Minagkabau, Jawa,Bugis,Bali, dan sebagainya. Semua sebutan itu menunjukan kebudayaan yang dimiliki oleh suku bangsa – suku bangsa di Indonesia. Perlu diingat bahwa karena hubungan lalu lintas sekarang sudah sedemikian lancarnya,maka perbaharuan antara berbagai suku bangsa dalam pergaulan hidup sudah terjadi dimana – mana. Hal ini berarti bahwa kebudayaan berbagi suku bangsa Indonesia sudah banyak yang saling bercampur.
            Proses perbaharuan kebudayaan antara suku bangsa Indonesia ini pada akhirnya tidaklah mustahil kalau sebutan – sebutan seperti kebudayaan Toraja, Dayak dan sebagaianya menjadi hilang ,sehinggan yang ada hanya sebutan kebudayaan Indonesia tanpa menunjukkan unsur kebudayaan suatu bangsa tertentu. Ada lagi penyebutan kebudayaan menuryt mata [encaharian masyarakatanya. Misalnya orang menyebut kebudayaan masyarakat peternak dan sebagainya. Dengan singkat bermacam – macam sebutan kebudayaan sperti di atas itu menunjukkan bahwa kebudayaan itu beraneka ragam.



H.     PENGGOLONGAN KEBUDAYAAN
            Penggolongan kebudayaan suku bangsa – suku bangsa Indonesia juga sudah dilakukan oleh para ahli. Ada anggapan bahwa kebudayaan daerah pulau – pulau Indonesia yang besar – besar yati Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan lain – lain pulau dari Nusa Tenggara sampai kira – kira pulau Flores, terpengaruh oleh kebudayaan asing yang datang dari Asia . Sedangkan kebudayaan daerah pulau – pulau sebelah timur Sulawesi dan Sumbawa, yaitu kepulauan Maluku Utara,Maluku Selatan dan Kepulauan Timor terpengaruh oleh kebudayaan asing yang datang dari Irian dan Malanesia. Jadi menurut anggapan ini kebudayaan Indonesia itu dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan kebudayaan Indonesia bagian barat dan golongan kebudayaan Indonesia bagian Timur. Pembagian ini berdasarkan asal kebudayaan asing yang mempengaruhi kebudayaan daerah – daerah kepulauan Indonesia.




BAB III
DINAMIKA  KEBUDAYAAN



A.      PROSES PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Faktor – faktor pendorong perubahan kebudayaan dapat dibagi atas :
1)     Faktor – faktor dari dalam kebudayaan masyarakat itu sendiri (faktor – faktor intern) yaitu penemuan (discovery) dan pendapatan ( invention )
2)     Faktor – faktor dari luar kebudayaan masyarakat tersebut (faktor – faktor ekstern) yaitu difusi kebudayaan,akulturasi dan asimilasi.

B.      PENEMUAN DAN PENDAPATAN

            Pada bagian pembicaraan terbentuknya kebudayaan, penemuan dan pendapatan telah diuraikan. Pada bagian ini keduanya disinggung pula,karena hal – hal tersebut merupakan pula pendorong perubahan kebudayaan. Di bagian muka telah disebutkan bahwa dengan penemuan dan pendapatan terjadilah suatu unsur kebudayaan baru, yang mendorong untuk perkembangan selanjutnya.



C.      DIFUSI KEBUDAYAAN
            Perubahan kebudayaan terjadi pula dengan adanya difusi kebudayaan. Difusi kebudayaan merupakan penyebaran sesuatu unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Sebenarnya difusi terjadi pula di dalam lingkungan satu masyarakat (difusi intra masyarakat), tetapi yang lebih banyak mendapati perhatian di dalam antropologi ialah difusi yang berlangsung dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain (difusi inter masyarakat)
            Difusi kebudayaan berlangsung melalui berbagai bentuk yang berlainan, misalnya melaui perpindahan bangsa – bangsa pada zaman dahulu atau melalui perseorangan seperti pedagang , pelaut dan penyebar agama. Difusi kebudayaan dapat pula berlangsung diantara dua kelompokk masyarakt yang tinggal bertetangga.
            Cara suatu unsur kebudayaan masuk dalam suatu kebudayaan masyarakat penerima juga terjadi dengan berbagai macam. Pertama dapat dengan jalan damai dan memajukkan kebudayaan penerima (penetration pacifique). Yang kedua melalui jalan peperangan dan penjajahan,misalnya sehingga masuknya dengan cara merusak dan dapat menimbulkan gangguan pada kebudayaan masyarakat yang dijajah (penetration violente). Cara yang ketiga dalah dengan jalan hidup berdampingan tanpa saling merugikan malahan mungkin menguntungkan (syimbiotic),seperti dapat terjadi pada suku – suku bangsa atau bangsa yang hidup bertetangga dan hidup berdampingan.


D.     AKULTURASI
            Perubahan kebudayaan dapat berlangsung dengan terjadinya proses akulturasi. Akulturasi akan terjadi apabila suatu unsur kebudayaan tertentu dari masyarakat satu berhadapan dengan unsur – unsur kebudayaan dari masyarakat lain,sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diserap ke dalam kebudayaan penerima tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan penerima.
            Mengingat bahwa akulturasi akan terjadi apabila dua kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaannya berhadapan satu sama lain,maka tidaklah sukar untuk kiranya untuk mengatakan bahwa akulturasi sudah berlangsung sejak zaman dahulu sekali, dan juga terjadi di antara bansa mana saja. Tetapi karena pengaruhnya dalam proses akulturasi itu ialah masuknya unsur – unsur kebudayaan Eropa dan Amerika Serikat maka seringkali akulturasi diartikan sebagai terpengaruhnya kebydayaan bangsa – bangsa di Asia, Afrika dan tempat lainnya di luar Eropa –Amerika Serikat oleh masuknya unsur – unsur kebudayaan Eropa Amerika Serikat. Bahkan seringkali pula diartikan sebagai terpengaruhnya kebudayaan masyarakat sederhan oleh unsur – unsur kebudayaan Eropa – Amerika Serikat.
            Hal tersebut diatas mudah di pahami karena sampai belum lama berselang, orang- orang Eropa dan Amerika Serikat bertebaran hampir ke seluruh penjuru dunia.Banyak negara di Eropa tersebut akhirnya justru menjadi penjajah dio wilayah – wilayah Asia-Afrika dan daerah lainnya. Karena itulah tidak mengherankan apabila proses akulturasi merupakan bahan penyelidikan mereka yang penting. Mereka sebagai penjajah sudah barang tentu ingin menanamkan kekuasaanya agar lebih kokoh,teratur dan mantap.



E.      ASIMILASI
            Asimilasi merupakan proses lebih lanjut proses akulturasi. Akulturasi pada dasarnya merupakan proses penerimaan dan peminjaman hal baru kebudayaan yang satu oleh yang lain. Dengan sendirinya akulturasi mendekatkan kedua kelompok yang berhadapan itu. Hanya tidak selamanya menimbulkan pemesraan antara keduanya. Dalm proses akulturasi peristiwa saling mendekati itu tidak lengkap. Asimilasi akan terjadi pada kelompok masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda, hidup berdampingan, sehingga anggota dari kelompok tadi dapat bergaul sesamanya secara langsung dan akrab dalam waktu yang lama, yang memungkinkan kebudayaan kelompok tersebut saling berusaha mendekati satu sama lain dan lambat laun menjadi satu. Jadi, dalam proses asimilasi terjadi unsur – unsur kebudayaan baru yang tidak serupa dengan unsur – unsur lama.
            Proses asimilasi rupa-rupanya tidak selamanya berlangsung dengan mudah. Untuk itu diperlukan bebrapa syarat di antaranya adanya saling menghargai dan rasa tenggang rasa. Sedangkan penghalang asimilasi di antaranya ialah :
a)      Kurang mengenal kebudayaan fihak lain
b)      Rasa takut atau curiga terhadap kebudayaan fihak lain
c)      Perasaan diri lebih unggul terhadap fihak lain.


Sumber :
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.1981."Antropologi Budaya".Jakarta :PT. Rora Karya.
id.wikipedia.org/wiki/antropologi
Buku Diktat Pengantar Ilmu Antropologi STIA Puangrimaggalatung Sengkang
DLL


0 komentar:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA SEMOGA BERMANFAAT DAN JANGAN LUPA COMENT NYA YA